Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ikatan Dokter Indonesia, dr Terawan dan Sains

30 Maret 2022   11:01 Diperbarui: 30 Maret 2022   11:08 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prinsip Sains kedokteran seperti apa, itu menjadi wilayah tekhnis para dokter. Orang awam atau yang jauh dari dunia kedokteran, pasti akan sulit untuk memahami itu. Otoritas akan hal itu ada pada pakar-pakar dunia kedokteran.

Dari sini biasanya akan muncul pertanyaan pertama. Kalau kedokteran itu hasil pengembangan sains, apakah dokter bisa menjamin setiap pasien yang dia rawat akan sembuh? Bukankah sains itu utama dan katanya sudah merubah kehidupan kita?

Jawaban tegas atas pertanyaan diatas adalah, dokter tidak akan pernah bisa menjamin 100% bisa menyembuhkan pasien nya. Secara teoritis dan praktis, dokter terbukti tidak bisa memberikan jaminan itu. Setinggi apapun kapasitas keilmuannya.

Karena memang begitulah prinsip Sains itu sendiri. Hasil dari Sains itu kemungkinan (probabilitas) bukan kepastian. Dokter itu sebenarnya hanya bisa mengatakan bahwa bila terapi yang dia sarankan dilakukan dan resep obat yang dia berikan diminum secara benar, maka seorang pasien mungkin akan sembuh. Bukan pasti akan sembuh.

Hanya saja Sains selalu berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kapasitas. Meski hanya menghasilkan kemungkinan bukan kepastian, Sains selalu berusaha bahwa nilai kemungkinan yang dihasilkan itu tinggi. Dokter mungkin tidak bisa menjamin 100% bahwa obat yang dia resepkan akan menyembuhkan pasien, tapi para dokter bukan hanya tidak akan menyarankan obat yang nilai probabilitas menyembuhkannya rendah, mereka juga akan melarang peradaran obat dengan nilai probabilitas sangat rendah. Selalu ada batas minimal probabiltas yang diizinkan.

Setelah ini mungkin muncul pertanyaan kedua. Kalau kedokteran yang basisnya Sains tidak bisa memberikan kepastian, berarti wajar bila ada dunia non-Sains yang bisa menyembuhkan manusia kan?

Jawaban atas pertanyaan ini bukan hanya betul, tapi juga sangat betul.

Coba saja berangkat ke kampung-kampung adat yang ada di Indonesia. Seperti suku Baduy Kanekes di Banten atau Kampung Adat Ciptagelar di Sukabumi. Disana tidak ada laboratorium yang meneliti hutan, tidak ada perpustakaan berisi buku-buku cara memelihara lingkungan, tidak ada sarjana Kehutanan, Teknik Lingkungan atau Doktor Sosiologi. Namun mereka dikenal sebagai orang-orang yang tahu bagaimana caranya menjaga kelestarian lingkungan dan membangun kerukunan hidup.

Dalam dunia yang relatif lebih paralel dengan dunia kedokteran, orang bisa berangkat ke daerah Suryalaya Tasikmalaya. Disana terdapat sebuah komunitas keagamaan yang terbukti bisa menyembuhkan penyakit ketergantungan terhadap narkoba. Kita juga bisa berjalan-jalan ke banyak tempat yang memperkenalkan terapi alternatif untuk membantu menyembuhkan manusia. Praktek penyembuhan yang mereka lakukan bukan berdasarkan sains, tapi terbukti ampuh menyelesaikan masalah kesehatan.

Jadi sangat mungkin ada cara yang belum dijelajah sains, tapi bisa menjadi solusi. Hanya saja sains tetapi menjadi rujukan utama karena sains mempunyai metode untuk verifikasi dari setiap langkah yang dilakukan.

Kalau begitu, DR Terawan bisa jadi benar kan? Meski metode nya menurut parak dokter bertentangan dengan Sains, tapi terbukti banyak testimoni yang menyatakan keampuhan metode nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun