Vaksin Booster
Karena virusnya masih ada dan terus bermutasi sementara daya sembuh vaksin ke-1 dan ke-2 terus turun, maka orang butuh vaksin ke-3 untuk memperkuat. Vaksin ke-3 ini disebutnya Booster.
Namun yang harus diingat bahwa vaksin ke-3 itu disebutnya Booster-1. Artinya ketika situasi setelah Booster-1 sama seperti situasi setelah orang divaksin dua kali, akan ada Booster-2, Booster-3, Booster-4 dan seterusnya.
Malah kalau situasinya tidak berubah dan terus berulang, bisa jadi vaksin Covid itu akan dijual bebas di apotek atau toko terdekat seperti obat batuk dan maag. Lalu seperti juga obat-obat yang lain, untuk memudahkan orang bisa jadi vaksin covid dibuat dalam bentuk sirup, tablet, pil dan lain sebagainya. Bahkan di kemudian hari, bisa jadi vaksinasi covid itu seperti vaksinasi campak, folion atau imunasasi. Jadi jadwal rutin bagi anak-anak supaya besarnya tidak terhindar Covid. Who knows?Karena vaksinasi campak, polio atau imunisasi dulupun tidak ada.
Lalu apakah nanti semua orang harus divaksin Covid seperti sekarang?
Kalau cakupan vaksinasi yang luas menyebabkan mutasi virus berjalan lambat, daya rusak nya turun atau mungkin terhenti, bisa jadi vaksinasi Covid itu menjadi fardhu kifayah. Sesuatu yang tidak perlu kita lakukan ketika ada orang lain sudah melakukan. Seperti orang shalat jenazah. Satu kompleks perumahan bisa dianggap dosa bila tidak ada satupun orang yang melakukan shalat jenazah ke satu orang yang meninggal. Tapi orang tidak akan dianggap salah hanya karena dia tidak shalat jenazah terhadap tetangga kompleksnya, karena tetangga kompleks yang lain sudah ada yang melakukannya.
Hanya saja lebih baik orang melaksanakan shalat jenazah. Selain karena dengan shalat nya itu sendiri bernilai ibadah, dia juga sudah membantu orang untuk lepas dari kewajibannya.
Lalu kalau vaksinasi Covid sudah menjadi kebutuhan seluruh orang dan memberikan keuntungan bagi perusahaan farmasi, berarti benar dong kalau virus COVID ini buatan manusia untuk meraih keuntungan dalam bisnis obat?Dilakukan oleh orang-orang farmasi, kedokteran atau bisnisman seperti Bill Gates yang katanya mendapat triliunan dari vaksinasi COVID.
Kalau mengenai Bill Gates yang mendapat keuntungan dari vaksinasi, sumber beritanya coba ditelusuri lagi. Utamanya sumber berita yang dipakai rujukan media mainstream ketika menulis berita. Diusahakan di sumber asli nya. Karena yang sumber asli yang saya baca, tidak seperti yang ditulis wartawan CNBC.
Mengenai apakah virus COVID itu rekayasa atau bukan, saran saya bagi masyarkat kebanyakan seperti kita hal itu cukup menjadi bahan pertanyaan saja. Apakah virus nya rekayasa atau bukan, orang tetap saja harus divaksin. Karena orang berkewajiban menyelamatkan dan melindungi dirinya, keluarganya dan tetangganya dari wabah. Karena percaya atau tidak percaya apakah Covid itu buatan manusia atau bukan, orang tetap terancam paparan Covid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H