Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Review Buku: Kumpulan Cerita Rakyat Cina

9 Juli 2021   20:11 Diperbarui: 9 Juli 2021   20:23 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kumpulan Cerita Rakyat Cina

Seorang Raja di China memerintah dengan adil dan bijaksana. Dia bukan hanya dicintai rakyatnya, tapi juga Dewa-Dewa di langit. Karenanya Dewa pun mengirim utusan ke Bumi untuk mengundang Raja dan keluarga besarnya ke Istana Langit. Kepada Raja, utusan Dewa mengatakan bahwa gerbang selatan Istana Langit akan dibuka untuk menyambut kedatangan Raja dan rombongan. Pastinya Raja sangat bergembira mendapat undangan ini. Kepada keluarganya, Raja menyuruh mereka bersiap-siap.

Namun pada hari keberangkatan, penjaga peternakan ini tiba-tiba menghadap Raja. Meminta waktu sebentar untuk kembali ke peternakan. Ada anak-anak ayam yang baru lahir dan dia mesti merawat anak-anak ayam itu dahulu. Raja mengingatkan supaya anak-anak ayam itu dibiarkan saja dahulu. Gerbang selatan Istana Langit hanya akan terbuka sebentar. Bila dia terlambat, dia tidak bisa masuk Istana Langit. Namun penjaga peternakan ini bersikeras dan berjanji tidak akan terlambat kembali. Dengan berat hati, Raja pun mengizinkan.

Penjaga peternakan Raja pun kembali ke kandang ayam untuk merawat anak-anak ayam yang baru lahir. Setelah itu, dia bergegas kembali ke tempat Raja dan rombongan berkumpul. Tapi si penjaga hewan ternak ternyata telat. Di tempat berkumpul, Raja dan rombongan ternyata sudah tidak ada di tempat. Mereka sudah berangkat ke Istana Langit.

Penjaga ternak pun kecewa dan marah besar. Kecewa karena tidak bisa ikut Raja ke Istana Langit. Marah besar melihat anak-anak ayam yang dianggap sebagai penyebabnya. Karena marah, kuku-kuku nya bertambah panjang dan tajam. Badannya tumbuh bulu dan menghitam, mata tajam dan di kedua badannya tumbuh sayap. Si penjaga yang marah, berubah bentuk menjadi burung Elang yang menyeramkan.

Dengan sayapnya, si Elang pun terbang ke langit mencari Istana Langit. Meski sudah berputar berkali-kali, gerbang selatan Istana Langit tidak terlihat. Teringat anak-anak ayam yang dianggap nya sebagai penyebab keterlambatan, si Elang pun berkali-kali melihat ke bumi untuk mencari anak-anak ayam dan memburunya.

Menurut hikayat Rakyat China ini, karena itulah Elang selalu berputar-putar di langit dan memburu anak-anak ayam. Selain karena sedang mencari pintu langit, Elang juga sedang melampiaskan kemarahannya ke anak-anak ayam. Tapi Elang tidak pernah bisa menemukan Gerbang Istana Langit karena dalam dirinya masih diliputi kemarahan dan kebencian terhadap.

Hikayat tentang Elang dan anak ayam diatas akan mengingatkan kita pada kisah-kisah yang kita temukan dalam hikayat-hikayat sufistik. Sarat dengan ajaran nilai kehidupan. Manusia diingatkan untuk bisa mengendalikan kemarahan dan membuang kebencian. Karena kemarahan membuat manusia akan bermusuhan dengan makhluk di Bumi sementara kebencian akan menghalangi untuk bergerak menuju langit. Dalam 20 cerita rakyat Cina yang dituturkan kembali oleh Nurul Hanafi ini, kita juga akan menemukan ajaran nilai yang sama dalam hikayat terbentuknya Gunung Ban Pin Shan di Taiwan Selatan.

Namun karena cerita Elang ini adalah bagian dari Cerita Rakyat, maka dalam hikayat seperti ini kita tidak hanya akan menemukan ajaran-ajaran kehidupan tapi juga cara pandang masyarakat Cina itu sendiri.

Misalkan saja adalah ketika Kumpulan Cerita Rakyat Cina yang dipublikasikan penerbit kakatua ini mengkisahkan riwayat Desa Huafeng di Provinsi Fujian. Sebuah daerah yang dikenal sebagai penghasil Jeruk yang manis dan segar. Menurut buku ini, awalnya dari seorang ayah yang memiliki empat orang anak. Menjelang ajal, si ayah mewasiatkan kepada anak-anaknya untuk berusaha keras mencari tiga mutiara berharga di Gunung Timur yang akan membuat mereka hidup berbahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun