Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Positive Thinking ala Timnas Sepak Bola Jerman

17 November 2020   16:57 Diperbarui: 18 November 2020   17:35 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Jerman saat mengangkat trofi Piala Dunia 2014 seusai mengalahkan Argentina 1-0 pada partai final di Stadion Maracana, Minggu (13/7/2014). (Foto: AFP / ADRIAN DENNIS via kompas.com)

Positive Thinking Ala Timnas Jerman

Siapa yang tidak mengenal reputasi Timnas Sepak bola Jerman. Meraih tropi World Cup sampai 4 kali, bukan sesuatu yang bisa diraih dengan mudah. Dari 193 negara yang terdaftar di PBB, sejak tahun 1930 sampai tahun 2018 hanya 8 negara yang bisa meraih gelar Juara Piala Dunia. Lalu dari 8 negara itu, hanya Jerman dan Italia yang bisa menjadi Juara Dunia 4 kali.

Brasil memang peraih trophy Jules Rimet terbanyak sampai 5 kali. Tapi orang Jerman dan Brasil pasti tidak akan melupakan tragedi di Mineirao Stadium, Belo Horizante di Brazil pada Piala Dunia 2014. Ketika itu Timnas Jerman arahan Joachim Loew mengalahkan Brasil dihadapan pendukung fanatiknya sendiri dengan skor yang tidak akan pernah diduga oleh siapapun sebelumnya, 7-1 untuk Jerman.

Lalu apa yang menjadi kunci permainan Jerman?

Ada yang bilang karena Jerman dikenal sebagai tim Sepak bola yang tertib dan disiplin.

Pandangan yang tidak keliru. Karena seperti itulah timnas Jerman. Pemain Jerman tidak seperti pemain Belanda yang dituntut kreativitas untuk memenuhi skema bermain total football. Mereka adalah pemain yang dengan tertib menjalankan fungsi dan peran di masing-masing posisi sesuai arahan pelatih.

Timnas Jerman adalah mesin yang bergerak tanpa henti dengan tertib. Konon bila permainan timnas Jerman dilihat dari udara, akan terlihat gerakan mereka yang seperti robot yang tertib, disiplin dan rapi. Bila mereka menerapkan formasi 4-4-2, maka wing back kiri dan kanan betul-betul bergerak ke belakang dan depan dengan tertib dan rapi.

Johan Cruyff mungkin salah satu seniman bola terbaik yang pernah terlahir di muka bumi ini. Dialah yang menjadi nyawa permainan Belanda. Reputasinya jauh diatas Berti Vogts dari Jerman. Tapi melalui kedisiplinan seorang Berti Vogt lah Cruyff mati kutu. Tidak bisa mengembangkan permainannya dan gagal membawa Belanda menjadi Juara Dunia.

Ada juga yang berpendapat bila Jerman adalah tim yang pantang menyerah dan petarung sampai akhir pertandingan. Seperti Mesin Diesel yang ditemukan orang Jerman, seperti itu juga timnas Sepak bola Jerman. 

Makin lama, permainannya makin panas bukan makin lembek. Kalah menang hanya akan ditentukan ketika peluit akhir dibunyikan. Siapapun lawan Jerman, selalu mengingatkan supaya tim tetap fokus sampai menit terakhir, meski sudah menang. Karena tim bavaria ini akan selalu merepotkan mereka sampai menit terakhir.

Namun selain disiplin, karakter mesin diesel dan karakter bertarung sampai akhir, Andreas Brehme menambahkan karakter kekuatan pikiran yang juga menjadi penentu. Menurut Brehme, pemain Jerman selalu berpikir positif setiap mau menghadapi pertandingan. Yakin bahwa sesulit apapun situasi pasti bisa diatasi dan setangguh apapun lawan yang dihadapi, pasti bisa dikalahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun