Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Jalan Tol Bertambah, Kemacetan Bertambah Juga

25 Desember 2019   16:59 Diperbarui: 25 Desember 2019   23:49 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA

Sebagai anak yang lahir dan tinggal di Sukabumi, kota kecil berjarak sekitar 40 KM menuju Ciawi, tentunya sangat familiar dengan Tol pertama dan terbaik Indonesia; Tol Jagorawi. Bukan hanya karena kerap ikut rombongan wisata SD, tetapi mobilitas orang tua juga memungkinkan untuk menikmati tol ini.

Namun berkaitan dengan Tol, maka 12 Juli 2005 adalah tanggal bersejarah bagi saya. Tanggal dimana SBY-JK meresmikan Tol Cipularang.

Sebagai warga Bandung yang sering ke Jakarta, pastinya sangat terbantu dengan Tol ini. Tidak perlu lagi harus menempuh rute puncak yang panjang dan berkelok. Tidak juga harus melewati Cikampek yang sempit dan mesti berhadapan dengan truk-truk besar. 

Apalagi jalur Jonggol yang sepi. Cipularang menjadikan Bandung-Jakarta lebih singkat dan lebih dekat.

Kegembiraan sepertinya juga dirasakan warga Jawa Barat lainnya. Indikatornya sederhana. Selepas tol ini diresmikan, bisnis travel Jakarta-Bandung bermunculan. 

PO Bus banyak yang membuat rute baru melewati tol ini. Kereta Api yang sempat jadi primadona, lambat laun ditinggalkan sampai akhirnya ada pengurangan jadwal keberangkatan.

Selain itu, Factory Outlet (FO) di Bandung pun menjamur. Tiap akhir pekan, mobil berplat B berseliweran masuk keluar FO. Rute ke pusat wisata seperti Lembang di Bandung Utara dan Ciwidey serta Pangalengan di Bandung Selatan, makin padat. 

Di daerah ini orang tidak hanya mempercantik pusat wisata yang sudah ada, tetapi membuat pusat wisata dan belanja baru. Semua tentunya berimbas pada naiknya pendapatan masyarakat.

Euforia ini menutup mata orang dalam melihat sisi negatif Tol Cipularang. Mulai dari efek ekonomi sampai kualitas Jalan. Karena setelah Tol ini dipakai, Rumah Makan atau pusat belanja oleh-oleh yang ada di sepanjang jalur Bandung-Cianjur banyak tutup karena jarangnya Bus dan kendaraan pribadi yang singgah. 

Kualitas jalan juga bermasalah. Buruknya kualitas jalan bukan hanya dilihat dari perbaikan dan kecelakaan yang kerap terjadi, namun ketika berkesempatan masuk Tol Jagorawi. Terasa perbedaan kualitas jalannya.

Awalnya semua lancar. Jakarta-Bandung yang biasanya 5 jam, terpangkas menjadi 2-2,5 jam. Cepat, nyaman dan menyenangkan. Sampai satu persatu masalah muncul dan solusinya hanya tambal sulam. Namun lambat laun muncullah problem besar Jalan Tol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun