Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Dragonfly", Ketika Alam Rohani Manusia Bertemu

26 April 2019   08:06 Diperbarui: 26 April 2019   08:32 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari disebutkan bahwa Abu Bashir sedang berada di Masjidil Haram. Ketika di Masjidil Haram inilah Abu Bashir begitu takjub, senang dan memuji pemandangan yang dia lihat secara kasat mata. Di hadapannya ribuan orang terus menerus bertasbih, tahlil dan tahmid sambil mengelilingi Ka'bah rumah Allah. Bagi Abu Bashir, itu adalah pemandangan yang sangat menakjubkan, menyenangkan, dan menenangkan dirinya.

Melihat ketakjuban Abu Bashir, Imam Ja'far al-Shidiq yang ketika itu ada disana pun mendekati Abu Bashir. Tokoh spiritual terkenal itu meminta Abu Bashir untuk sejenak menutup matanya. 

Ketika matanya tertutup, Imam Ja'far pun mengusapkan telapak tangannya ke kedua mata Abu Bashir. Selesai mengusapnya, Imam Ja'far pun menyuruh Abu Bashir membuka matanya dan memintanya memberi tahu apa yang dia lihat sekarang.

Ketika membuka kedua matanya itulah Abu Bashir terkejut. Sekarang di depannya bukan lagi ribuan orang yang sedang mengelilingi Ka'bah memuji nama Allah Swt sebagaimana dia lihat sebelumnya. Di depannya ada banyak manusia berkepala binatang yang sedang melolong, menggonggong atau mengaum. Mereka bukan makhluk berwujud manusia sebagaimana yang terlihat pada pandangan pertama. Lalu kepada Abu Bashir, Imam Ja'far mengatakan ; "Betapa banyaknya lolongan atau teriakan; betapa sedikitnya yang Haji"

Para Ulama, menyebutkan bahwa alam yang disaksikan Abu Bashir adalah dua alam berbeda. Alam pertama adalah alam fisik, yang disebut dengan alam nasut sementara alam yang kedua adalah alam ruh atau alam malakut.

Alam nasut adalah alam yang bisa dilihat secara kasat mata. Dia adalah tubuh-tubuh manusia yang terikat dalam ruang dan waktu. Alam yang bisa kita lihat dan raba atau alam yang bisa dikenali dengan panca indra. Sementara alam malakut adalah alam ruh atau non-fisikal yang tidak terikat ruang dan waktu. Tidak bisa diketahui dan dikenali dengan hanya mengandalkan panca indra kita.

Meski berbeda, namun keduanya butuh diperkuat dan diperindah. Namun karena keduanya berbeda, cara memperkuat dan memperindah nya pun berbeda.

Untuk memperkuat dan memperindah tubuh kita yang ada di alam nasut maka kita harus melakukan banyak hal. Seperti memakan makanan bergizi, rajin membersihkan diri, dan berolah raga secara teratur. Sementara untuk memperindah dan memperkuat ruh atau alam non-fisikal kita, para Ulama mengatakan bahwa gizi dan olahraga bagi alam ruh kita adalah memperbanyak kegiatan ruhaniah. 

Dizikir, doa, shalat, puasa dan haji adalah asupan gizi bagi alam ruh kita. Para pengkaji Tasawuf menambahkan bahwa berpikiran, bersikap dan berkata-kata yang baik adalah diantara asupan untuk alam ruh kita.

Seperti tubuh kita yang akan lemah dan sakit-sakitan bila tidak kita jaga makanan dan olah badan, begitu juga dengan ruh kita. Bila ruh kita kekurangan makanan, maka dia akan menjadi ruh yang lemah dan mudah sakit. Ruh yang lemah dan sakit tampak dalam gejala-gejala seperti kegelisahan, keresahan, kebingungan, hidup tidak bermakna, hidup tanpa tujuan, atau kekosongan eksistensial (existential vacuum)

Hal yang menarik dari alam nasut dan alam malakut ini adalah ketika dikaitkan dengan perintah menjalin silaturahim. Sebagaimana diketahui, salah satu manfaat silaturahim adalah kuatnya ikatan antara orang yang bersilaturahim. Intensitas pertemuan yang sangat tinggi antar orang yang sering saling mengunjungi, akan membentuk chemistry dan ikatan psikologis yang kuat antar mereka. Kesepahaman, saling pengertian, saling menolong, insting merasakan keadaan teman, menjadi hasil yang selalu kita lihat dari orang yang mempunyai frekuensi silaturahim tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun