Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Glass", Ketika Psikologi Positif Masih Dipinggirkan

6 April 2019   22:04 Diperbarui: 6 April 2019   22:53 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source : https://en.wikipedia.org/wiki/Glass_(2019_film)

Dan Baker, seorang Psikolog yang sempat menjabat sebagai Direktur Peningkatan Kehidupan di Canyon Ranch Health Resort, Tucson, Arizona, menceritakan salah satu pengalamannya ketika menghadapi pasien. Pengalaman yang paling berkesan yang kemudian mengubah cara pandang dirinya terhadap manusia dan Ilmu Psikologi yang menjadi kepakarannya.

Suatu hari ketika Baker membuka pintu hendak menemui seorang pasien gadis muda bernama Kate, Baker dikejutkan dengan suara keras menyentuh pintu. Semula Baker menyangka bila itu adalah suara peluru sehingga dia refleks menunduk, tetapi ternyata tidak. Itu adalah suara Kate yang sedang membentur-benturkan kepalanya sendiri ke tembok.

Ternyata itulah problem Kate. Gadis muda malang yang tidak bisa menahan diri untuk tidak membentur-benturkan kepalanya ke dinding. Karena kepala Kate sudah dipasang Helm oleh pihak rumah sakit, jadinya tidak ada kerusakan pada kepala Kate. Namun mesti begitu, tetap saja itu hal yang sangat mengganggu kehidupan Kate.

Dan Baker penyandang gelar Ph.D dalam bidang Psikologi, betul-betul tidak mengetahui apa yang harus dilakukan terhadap pasiennya itu. Disiplin Ilmu yang lama dia dalami, seperti tidak memberitahukan jalan keluar dari keadaan pasien yang sedang dihadapinya itu. Menurut Baker, sekiranya pendekatan konvensional membantu, semestinya Kate sudah lama sembuh dan keluar dari rumah sakit tersebut.

Menurut catatan Nebraska Psychiatric Institute, tempat Kate dirawat dan Baker menjalankan profesinya sebagai dokter Psikolog yang baru masuk, Kate sebelumnya sudah dirawat oleh beberapa tim dokter yang terkenal dengan hampir memakai 25 pendekatan yang berbeda.

Kate sudah disemprot dengan amonia ketika membenturkan kepalanya, dikejutkan dengan alat yang menyerupai penjepit binatang, tim dokter berbicara dengan Kate, atau membujuknya dengan gula-gula. Tetapi semuanya tetap tidak berhasil. Salah seorang dokter sempat berteori bahwa membenturkan kepala adalah gejala epilepsi yang aneh, tetapi obat anti kejang juga obat penenang yang paling keras sekalipun tidak membentunya.

Kate tidak autis, bukan skizofrenik dan tidak menunjukan gejala psikosis. Salah seorang Freudian menganggap bahwa Kate sedang menyembunyikan derita psike yang dipenuhi konflik. Tetapi anggapan itu dianggap mengada-ada.

Ada juga dokter yang menganggap bahwa Kate sedang mengalami anxiety disorder yang ditandai dengan kecenderungan kompulsif plus kegagalan perkembangan. Tetapi diagnosa itu tetap saja tidak membantu. Sementara menurut Kepala Unit Pediatrik, Kate adalah pasien yang mempunyai pilihan sangat terbatas dalam menanganinya.

Dalam kekalutan menghadapi masalah dan kebuntuan mencari solusi secara akademis, Baker bersikukuh ingin menyelesaikan masalah Kate. Hal ini karena didorong rasa kemanusiaan dan kasih sayang seorang Baker terhadap pasiennya.

Namun ternyata dalam kekalutan kondisi tersebut, Baker menemukan jalan keluar dari kondisi Kate. Kondisi yang sebetulnya terlihat sangat jelas oleh siapapun dokter yang selama ini menangani dengan Kate, namun tidak terlihat karena dihalangi oleh perspektif yang sudah lama mengendap dalam diri para psikolog itu.

Baker melihat, bahwa Kate tidak membenturkan kepalanya ke dinding sepanjang waktu. Ada banyak waktu dimana Kate diam dan masa-masa itulah yang ingin dieksplorasi secara mendalam oleh Baker.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun