Mungkin diantara hal dramatis dari film yang tenar di tahun 2000an ini adalah pada adegan akhirnya. Ketika Chuck (Tom Hanks) pada akhirnya merelakan Kelly tidak menjadi miliknya dan menyuruh Kelly kembali kepada suami dan anaknya. Lebih dari itu, Chuck memperkuat sikapnya ini dengan mengatakan bahwa esok matahari akan bersinar dan dia mesti tetap hidup sebagaimana yang dia lakukan selama ini. Tidak terganggu dengan kegagalannya memiliki Kelly.
Sikap Chuck ini selain sangat dramatis tetapi juga begitu mengagumkan. Karena Chuck mengambil sikap ini setelah 4 tahun bertahan hidup di sebuah pulau kecil tak berpenghuni di tengah samudra. Dalam kesendirian dan perjuangan bertahan hidup selama 4 tahun itu, bayangan Kelly lah yang ada di kepalanya. Chuck menyimpan dan selalu memandang foto Kelly selama 4 tahun terdampar di pulau sendirian. Bahkan ketika sebuah kapal menemukan dan perusahaan tempatnya bekerja melakukan penyambutan, nama Kelly lah yang diminta Chuck untuk bisa dihadirkan.
Kelly sendiri bukannya lupa dan tidak setia terhadap Chuck. Teman-teman, perusahaan tempat Chuck bekerja juga pemerintah yang melakukan pencarian sudah mengatakan bila Chuck meninggal dalam kecelakaan pesawat di tengah samudra itu. Karenanya dengan berat hati Kelly menikah sampai akhirnya mempunyai anak, meski tidak bisa melupakan Chuck. Bila Chuck masih menyimpan jam gantung dari Kelly, maka Kelly pun masih menyimpan mobil Chuck yang dipakai terakhir oleh mereka berdua.
Entah ada kaitannya atau tidak, tetapi ketika cerita orang mencintai seseorang begitu dalam tapi tidak bisa memiliki orang yang dicintainya, saya langsung teringat kepada petatah petitih dari Syaikh Abdul Qadir Djailani yang mengingatkan bahwa orang akan dipisahkan dari sesuatu yang dia cintai berlebihan.
Figur penting thareqat Qadiriyyah Naqshabandiyah ini dalam satu forum sempat mengingatkan tentang cinta dan kepemilikan. Karena Syaikh Abdul Qadir penggelut Tasawuf, beliau mengkaitkan tema cinta dengan Tuhan.
Menurut Syekh Abdul Qadir, Jangan pernah menduakan cinta pada Tuhan kepada cinta selain Tuhan. Boleh mencinta selain Tuhan, asal dalam tataran cinta belas kasihan dan empati. Cinta nafsu juga masih diperbolehkan, akan tetapi jika sudah menginjak cinta hati, maka tidak diperbolehkan. Begitu juga cinta nurani. Karena kalau orang sudah mencintai sesuatu melebihi cintanya pada Tuhan, maka dia akan dipisahkan dengan sesuatu yang dia cintai itu.
Nabi Adam contohnya. Ketika hatinya sibuk dengan kecintaan pada surga dan tempat favorit yang dia sukai, maka Allah pun mengeluarkan Adam dari Surga. Lalu ketika hati Adam lebih cenderung pada Hawa ketimbang Tuhan, maka mereka berdua pun dipisahkan sampai dalam jarak waktu 300 tahun. Adam di Sarnadeb, sementara Hawa di Jeddah.
Begitu juga ketika Nabi Yakub merasa hatinya tentram dengan anak nya, Nabi Yusuf, Allah pun memisahkan keduanya. Ini juga tidak berbeda dengan Nabi Muhammad. Ketika beliau mencintai Aisyah dengan kecenderungan tertentu, maka terjadilah peristiwa Haditsul Ifki atau hoax. Aisyah ditempa fitnah dan karena massifnya hoax tentang Aisyah, membuat Nabi terpaksa tidak menemui Aisyah untuk beberapa waktu.
Syaikh Abdul Qadir Djaelani memang diantara pemikir dan pengamal Tasawuf yang sangat disegani. Beliau tidak hanya memiliki banyak pengikut, tetapi juga sangat produktif dalam menulis. Beberapa tulisannya bahkan disimpan dan dijaga dengan baik di perpustakaan Vatikan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H