Morgan Freeman beradu akting dengan Jack Nicholson dalam film The Bucket List. Keduanya memerankan dua orang yang berbeda sangat diametral.Â
Morgan Freeman memerankan orang yang senang membaca buku, religious, sederhana secara ekonomi dan dikelilingi oleh anak istri yang sangat menyayanginya. Dulu sempat kuliah jurusan sejarah dan bercita-cita menjadi dosen. Tetapi karena desakan ekonomi, akhirnya keluar kuliah dan bekerja sebagai mekanik di sebuah bengkel mobil untuk membiayai keluarganya.
Jack Nicholson berperan sebaliknya. Dia adalah seorang konglomerat. Nicholson tidak hanya memiliki properti di berbagai negara seperti Prancis, tetapi juga mempunyai private jet. Hidupnya glamour, suka berpesta dan tidak percaya agama. Asisten setianya yang bernama Matthew, dia rubah panggilannya menjadi Thomas begitu dia tahu nama Matthew ada dalam Injil. Bagi Nicholson, nama Matthew it too biblical. Nicholson orang yang sangat rasional.
Begitu juga dalam hal keluarga. Nicholson mempunyai keluarga yang berbanding terbalik dengan Freeman. Dia tidak dikelilingi keluarga yang mencintainya. Nicholson empat kali menikah dan semuanya berakhir dengan perceraian. Anak semata wayang nya pun pergi jauh meninggalkan dia. Ketika Nicholson dirawat di RS, tidak ada satupun keluarga yang mengunjunginya kecuali Thomas asisten setianya
Meskipun keduanya berbeda secara diametral, keduanya sekarang berhadapan dengan hal yang sama : kematian. Keduanya sedang dirawat di Rumah Sakit karena kanker ganas yang sudah menyebar. Dokter memvonis bahwa umur mereka maksimal hanya 6 - 12 bulan. Sikap dan cara dua orang menghadapi kematian itulah yang jadi perhatian film ini.
Tapi bukan itu yang menjadi menarik bila dikaitkan dengan isyu terkini. Tetapi tentang kotoran luwak, tepatnya Kopi Luwak Sumatra, yang dimunculkan dalam film ini.
Nicholson yang dikenal kaya dan rasional, kemana-mana selalu membawa coffee maker untuk membuat Kopi Luwak. Coffee Maker nya bukan hanya dibawa ke Rumah Sakit ketika dia dirawat, bahkan ketika Nicholson sedang menjalani sidang etik karena melanggar aturan dalam bisnis Rumah Sakit yang dia jalankan, Nicholson membawa coffee maker itu dan menikmati seduhan Kopi Luwak nya di pertengahan sidang.Â
Menurut Nicholson, Kopi Luwak bukan hanya kopi terenak di dunia, tapi juga kopi termahal di dunia. Di hasilkan di sebuah pulau bernama Sumatra. Begitu kata Nicholson kepada Freeman ketika Freeman bertanya tentang minuman kesukaan Nicholson itu.
Singkat kata, Freeman harus menghadapi medical treatment yang lebih serius terlebih dahulu ketimbang Nicholson. Menurut Dokter, Freeman tidak mempunyai waktu lagi dan dia sedang sekarat. Dalam sekaratnya, Nicholson menjenguk dan Freeman pun memberikan selembar print out article tentang Kopi Luwak.Â
Menurut article yang didapat Freeman, Kopi Luwak adalah Kopi yang berasal dari pulau Sumatra di Indonesia. Awalnya biji kopi itu dimakan seekor binatang bernama Luwak. Setelah itu ketika Luwak tersebut membuang kotorannya, ternyata biji Kopi itu tercium lebih harum dibanding sebelumnya. Begitu juga ketika diolah menjadi minuman, kopi yang keluar dari lubang kotoran Luwak itu ternyata lebih nikmat.Â
Nicholson sempat kaget dan tidak percaya dengan artikel itu. Bagaimana mungkin Kopi yang selama ini dia agung-agungkan ternyata kotoran Luwak. Sampai akhirnya dia sadar bila itu benar dan Freeman tidak sedang membohonginya.