Mohon tunggu...
Deliana Setia
Deliana Setia Mohon Tunggu... karyawan swasta -

I'm just an ordinary person, living this beautiful life that God gave me www.kitadankota.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sharing dan Connecting dalam Makna Reuni 25 Tahun ITB 88

7 September 2013   15:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:13 1207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meminjam tag line nya Kompasiana, sharing and connecting, saling berbagi dan saling terkoneksi. Ternyata dua kata itu pula yang menggambarkan reuni 25 tahun ITB 88 yang terselenggara pada Sabtu, 31 Agustus 2013.  Sudah satu minggu berselang, namun gaungnya masih sangat terasa. Gemanya tidak hanya terdengar di angkatan 88 saja, namun sudah lintas angkatan. Hingga hari ini, milis, group BBM, maupun group di Whatsapp, masih ramai. Temanya masih tetap seputar reuni. Ini pula yang menggerakkan hati untuk mencoba menuangkannya dalam sebuah tulisan. Masih layak untuk diungkapkan dalam kata-kata. Semata sebagai pelengkap foto-foto yang sudah tersebar dalam berbagai media sosial. Sekedar pelipur untuk rekan-rekan yang tidak sempat hadir, dengan beragam kendala. Terutama untuk rekan-rekan yang telah tersebar di seluruh pelosok negeri, maupun mancanegara. Ada beragam pendapat tentang reuni. Ada bermacam persepsi tentang reuni. Semua sah-sah saja. Setiap orang berhak untuk menyatakan pendapatnya. Ada anggapan, “Ah itu hanya untuk sarana hura-hura. Tidak ada gunanya. Itu hanya untuk kalangan tertentu saja”.  Atau, “Reuni tuh ajang untuk pamer diri, pamer kesuksesan. Coba lihat di setiap acara reuni, pasti semua berlomba-lomba untuk tampil, bawa mobil terkini, sekalian untuk ditunjukkan pada teman-teman, semua berlomba untuk menyumbang paling besar”.  Itu dari yang sedikit anti reuni, ada juga yang ternyata kurang PD untuk ikutan reuni, “Del, terus nanti aku mesti ngapain di reuni? Aku mesti ngomong apa di sana?”. Ada juga yang merasa malu, “Malu ah, semua yang datang pasti sudah sukses semua, sedangkan aku? Apa yang harus aku banggain?” Waduh… ternyata ada juga yang seperti itu. Memangnya reuni itu ajang untuk berbangga diri? Rasanya tidak. Pastinya ada pula yang alasannya tidak mendapat ijin dari istri atau suami, karena pasti akan ketemu dengan para mantan saat kuliah. Atau karena takut CLBK, cinta lama bersemi kembali…  hehehe…. Sebuah reuni besar, reuni dari sebuah institut yang tidak hanya kondang di seputar Bandung, namun telah merambah ke seantero negeri, memang menjadi beban tersendiri. Beban karena menyandang nama ITB. Yang konon kata orang, sudah menjadi jaminan kesuksesan hidup. Padahal nyatanya tidak demikian. Semua kembali pada diri masing-masing.  Kesuksesan memiliki takaran yang berbeda, memiliki kriteria capaian yang tidak dapat disamaratakan. Masih teringat sebuah email dari salah seorang rekan dari jurusan minyak. Ketika jumlah peserta dari jurusannya masih sedikit, dia mencoba berdalih, “Tenang, jurusan kami masih sedang bersedih, sedang cooling down dulu, karena kasus yang dikaitkan dengan kami”.  Hahaha.. pastinya itu hanya candaan saja, tapi jelas, kasus itu juga turut mencoreng. Peristiwa dicokoknya satu orang oleh KPK, turut mempengaruhi. Yang membuat bangga, setidaknya bagi saya, ternyata anggapan reuni merupakan ajang hura-hura dan pamer kesuksesan,  di Reuni 25 Tahun ITB 88, tidak terbukti sama sekali. Sangat jauh panggang dari api. Karena panggangannya dipakai untuk barbeque-an dan apinya sudah padam. Tinggal menikmati lezatnya panggangan, tinggal menyebar hasil. Tema Reuni 25 Tahun ITB 88 Reuni 25 tahun ITB 88 kali ini mengambil tema “Peduli Pendidikan, Peduli Lingkungan, Peduli Teman”. Sangat pas. Sangat tepat. Sangat pas dan sangat tepat dengan situasi Indonesia sekarang yang sudah semakin jauh dari peduli. Ketika ego seseorang atau sekelompok orang sudah menjadi raja. Reuni yang berusaha untuk sharing, untuk berbagi dengan sesama angkatan 88, dengan lingkungan, dengan guru-guru SD, juga dengan teman-teman yang sudah lebih dulu dipanggil oleh Yang Kuasa. Juga untuk connecting, untuk terhubung dengan rekan-rekan yang telah lama tidak bertemu, yang telah dipisahkan oleh jarak, oleh kesibukan, oleh rutinitas dan kewajiban pribadi. Untuk menyambungkan kembali tali silaturahmi. Untuk mengeratkan kembali ikatan kekeluargaan di antara sesama angkatan, yang telah disatukan dalam wadah “Paguyuban ITB 88”. [caption id="" align="aligncenter" width="390" caption="Launching Reuni 25 Tahun ITB 88, 2 Pebruari 2013Sumber Foto: FB Group ITB88"]

[/caption] Sebenarnya reuni 25 tahun ITB 88 tidak hanya dilaksanakan dalam satu hari di tanggal 31 Agustus 2013. Namun merupakan puncak dari serangkaian kegiatan di sepanjang tahun 2013. Launchingnya telah dilaksanakan sejak 2 Februari 2013. Acara tanggal 31 Agustus 2013 di Kampus ITB Ganesha, hanya merupakan puncaknya. Sebelumnya telah banyak acara yang diselenggarakan oleh para panitia. Sebagian besar memang merupakan acara sosial. Untuk mendukung tema yang diusung “Peduli Pendidikan, Peduli Lingkungan, Peduli Teman”. Peduli Pendidikan Sesuai dengan tema yang diusung, yaitu peduli pendidikan, sejak acara reuni dilaunching, telah dilaksanakan pelatihan gratis matematika untuk para Guru SD/MI dari berbagai SD/MI di Indonesia. Pelatihan pertama Guru SD/MI dilaksanakan Kampus ITB Ganesha. Tidak hanya berhenti di sana. Pelatihan terhadap para guru SD/MI juga dilakukan di berbagai lokasi setelahnya, yaitu di Ciparay Kabupaten Bandung (9 Maret 2013), Pekanbaru (25 April 2013), Balikpapan (17 Mei 2013), Samarinda (18 Mei 2013), Makasar (28 Mei 2013), Manado (30 Mei 2013), Surabaya (23 Juni 2013), dan Nganjuk (24 Juni 2013). Setiap pelatihan diikuti oleh sekitar 250 guru dan mendapatkan sambutan baik di tiap lokasi. Adalah Ir. Koeshartati Saptorini yang menjadi pelatihnya. Beliau adalah salah satu rekan ITB 88 dari jurusan Teknik Lingkungan, namun sangat berkompeten dalam bidangnya sekarang.  Benyak buku yang telah lahir dari tulisannya, buku tentang matematika agar mudah dicerna bagi anak usia SD. Rini inilah yang melakukan pelatihan pada guru-guru SD/MI di berbagai lokasi. Biayanya dari urunan warga ITB 88. [caption id="" align="aligncenter" width="390" caption="Para guru SD/MI serius mengikuti pelatihan matematika dari Ir. Koeshartati SaptoriniSumber Foto : FB Group ITB88"]
Gambar
Gambar
[/caption] Mengapa harus melakukan pelatihan untuk guru-guru SD/MI? Tidak muluk, hanya untuk mencoba memberikan sumbangsih pada negeri. Di tengah karut marut suasana. Juga adanya fakta bahwa 95% anak Indonesia itu pintar, namun hasil survey lainnya menempatkan posisi anak Indonesia di golongan yang tidak bagus. Sehingga ITB 88 merasa perlu untuk meningkatkan mutu dan kompetensi guru sebagai garda terdepan dalam membentuk masa depan bangsa. Peduli Lingkungan [caption id="" align="aligncenter" width="211" caption="Peduli LingkunganSumber Foto: Milis ITB88"]
Gambar
Gambar
[/caption] Tidak hanya peduli pendidikan. ITB 88 berupaya pula untuk peduli terhadap lingkungan. Salah satu kegiatan dalam balutan rangkaian kegiatan Reuni 25 Tahun ITB 88 adalah kegiatan adopsi pohon. Pada tanggal 2 Juli 2013, ITB 88 bekerja sama dengan BNI 46 mengadakan kegiatan Peduli Lingkungan dengan keikutsertaannya pada Program Konservasi Adopsi Pohon, Tanam, dan Pelihara Wali Pohon di Masigit Kareumbi sebanyak 1.000 pohon. Sebelumnya, telah pula memberikan beasiswa berupa penyerahan dan penanaman 275 pohon jati putih di Yayasan Al Ghozali, Ciparay, Kabupaten Bandung. Peduli Teman Terdapat 1.579 alumni ITB 88. Dari jumlah itu, ada sebagian, tepatnya sejumlah 25 orang yang telah lebih dahulu menghadap Yang Maha Pencipta. Saatnya bagi ITB 88 untuk peduli pada teman. Saatnya untuk turut membantu, untuk memberikan support pada anak-anak mereka, dalam bentuk beasiswa, dalam Yayasan Solidaritas Ganesha 88. Inilah momen yang mengingatkan kita, untuk peduli terhadap sesama. Acara Reuni 25 Tahun ITB 88 Rasanya, baru kemarin hari itu datang, bukan seminggu yang lalu. Kemeriahan, keakraban, dan kekerabatan yang erat masih terasa lekat, menempel dalam benak. Sebuah kemeriahan yang terbungkus dalam sebuah reuni. [caption id="" align="aligncenter" width="390" caption="Depan Jam ITBSumber Foto: Milis ITB88"]
Gambar
Gambar
[/caption] Kampus ITB masih tetap seperti dulu, masih berdiri tegak di Ganesha 10. Yang membedakan sekarang sudah banyak kaki lima di depannya. Jauh lebih banyak dari yang dulu. Cukup mengganggu. Begitu melangkah memasuki gerbangnya, ingatan langsung melayang. Merajut sejuta nostalgi. Penuh kenangan, umumnya kenangan manis. Gerbang yang sama, dengan patung gajah dan tulisan “Institut Teknologi Bandung”. Gerbang yang seakan membawa kita, yang mengajak kita, untuk memasuki dunia baru, untuk menyambut masa depan yang cerah.  Terkenang masa-masa kuliah dulu. Masa 20 hingga 25 tahun yang lalu. Masa-masa penuh perjuangan, penuh canda tawa, penuh romansa, penuh kegiatan, penuh energi, penuh lika liku perilaku khas pemuda dan pemudi di usia belasan hingga paruh dua puluhan. Memasuki gerbang utama di Jalan Ganesha, serentak kenorakan muncul. Tetap tidak berubah. Semua pasti ingin mengabadikannya, ingin berfoto di depan gerbang utama. Di depan simbol dan icon ITB. Foto di bawah jam legendaris seakan menjadi background wajib bagi semua peserta reuni. Tak heran jika antrian senantiasa terjadi. Beberapa tukang foto pun berkeliaran, membantu untuk memfotokan. Ujungnya, “Ibu dari jurusan mana? Nanti fotonya saya antarkan”. Hehehe… tidak apa, sekalian berbagi rejeki untuk mereka. [caption id="" align="aligncenter" width="390" caption="Keceriaan bersama kawanSumber Foto: FB Group ITB88"]
Gambar
Gambar
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="390" caption="Serius amat ya fotonyaSumber Foto: FB Group ITB88"]
Gambar
Gambar
[/caption] Aula Barat dan Aula Timur masih seperti dulu, masih menjadi landmark. Menjadi simbol ITB. Perwakilan dari masing-masing jurusan telah memulai reuni dengan berkumpul di sana. Berdasarkan laporan, banyak yang dilakukan di sana, antara lain, menerima laporan pertanggungjawaban Ketua Paguyuban Solidaritas ITB 88, penggunaan Yayasan Solidaritas Ganesha 88 sebagai wadah kegiatan yang bersifat formal dan berbadan hukum, penerimaan lapoan Ketua Yayasan Solidaritas Ganesha 88, pemilihan Ketua Paguyuban Solidaritas ITB 88, yaitu Sari Wahjuni, dari jurusan Planologi, juga pemilihan dan pengangkatan Dewan Pembina Yayasan Solidaritas Ganesha 88. [caption id="" align="aligncenter" width="390" caption="Suasana sore di Reuni 25 Tahun ITB 88Sumber Foto: FB Group ITB88"]
Gambar
Gambar
[/caption] Berdasarkan jadwal yang diedarkan di milis group, hingga pukul 2 siang, para peserta reuni mengadakan acara di jurusannya masing-masing. Beragam yang dilakukan oleh tiap-tiap jurusan. Ada yang hanya berkumpul dan berkangen-kangenan di jurusan, ada yang melaksanakan pertemuan dengan adik-adik mahasiswa di jurusan untuk sekedar sharing, saling berbagi pengalaman, ada yang mengadakan acara di luar kampus, ada pula yang keliling-keliling kampus dengan sepeda. Oya, ITB 88 juga melakukan aksi sosial untuk kampusnya tercinta. Sebanyak 7 shelter sepeda dan sebagian besar sepeda di ITB merupakan sumbangan dari ITB 88. Acara Musik Sore Acara utama berpusat di Lapangan Basket, lapangan penuh kenangan. Amazing! Luar Biasa! Hanya itu kata yang patut dihaturkan. Inilah hasil kerja keras panitia sepanjang tahun 2013. Buah hasil jerih payah seluruh panitia. Kerja yang patut diacungi jempol, patut diapresiasi. Panggung besar, berdiri megah di lapangan basket. Di depannya telah di set meja-meja bundar yang dikelilingi kursi-kursi. Di pinggiran berderet tenda-tenda makanan dan minuman. Semua makanan yang membawa kita pada memori masa lalu. Kebanyakan makanan dan minuman khas Bandung. Siomay, mie kocok, asinan, kerupuk mie, es dawet, dan sebagainya. Semua didesain agar tetap terjalin keakraban di antara peserta reuni. [caption id="" align="aligncenter" width="390" caption="Di depan panggung acara musik soreSumber Foto: FB Group ITB88"]
Gambar
Gambar
[/caption] Kemeriahan bermula dari awal, sejak memasuki lokasi utama reuni, kita disambut oleh kesenangan. Pembagian door prize. Registrasi dilaksanakan sekaligus beserta pengambilan nomor door prize. Lanjut dengan penukaran door prize. Tidak perlu khawatir, semua kebagian door prize. Walau semua pasti mendapatkan door prize, tak mengurangi kemeriahan dan keseruan. Juga saling meledek hasil teman yang lainnya. Semua senang. Semua happy. “Hahaha….lu dapet wajan, berarti lu mesti sering masuk dapur tuh. Jangan cuman nyuruh asisten”. Atau, ketika temannya mendapatkan HP, walau sebenarnya dalam hati iri dan sirik, yang tercetus tetap, “Kasihan deh Lu,  dapet HP, lu gak bisa beli sendiri ya…?”. Hahaha….Beragam door prize terbagi, dari mulai HP, rice cooker, tempat makanan, power bank, kaos, sampai senter pun ada. Banyak lah pokoknya. Sesuai dengan  jumlah peserta. [caption id="" align="aligncenter" width="234" caption="Lemon Tea di Reuni 25 Tahun ITB 88Sumber Foto: FB Group ITB88"]
Gambar
Gambar
[/caption] Musik di panggung utama mulai terdengar. Semua mulai beranjak ke sana. Di sinilah kemeriahan terpusat. Setiap peserta telah berganti kostum dengan kaos yang dibagikan panitia. Telah bersiap untuk bergabung. Ada dua kaos. Satu kaos untuk acara siang, yaitu kaos dengan warna mencolok oranye terang dengan lengan warna hijau dan biru, serta kaos hitam dengan asesori warna merah sebagai kostum malam. Lagi-lagi, salut untuk panitia. Semua telah dipersiapkan dengan baik. Di panggung utama para peserta terlarut oleh alunan lagu-lagu clasic rock Lemon Tea Band. Para peserta yang masih berkangen-kangenan dengan teman-teman lama, masih bercipika-cipiki dengan kawan lawas,  kudu mengeluarkan ekstra tenaga, untuk teriak-teriak guna mengalahkan dentuman bas dan suara penyanyi. Namun itu semua tidak mengurangi kebetahan para peserta untuk mengikuti dan mendengarkan. Semua ikut terlarut dalam suasana. Ikut menyenandungkan lagu-lagu kenangan, beberapa lagu memang yang hits di masa-masa kuliah dulu. Beberapa kawan, dalam jumlah puluhan, turut berjingkrak dan berjoget di depan panggung. Sisanya, mungkin masih jaim, masih malu-malu,, hanya diam sambil mata tidak terlepas dari panggung. Keseruan sangat terasa ketika beberapa kawan turut menyumbangkan lagu. Salut, suaranya tidak kalah dengan penyanyi betulan.  Hehehe… Acara Malam [caption id="" align="aligncenter" width="390" caption="Acara MalamSumber Foto: FB Group ITB88"]
Gambar
Gambar
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="390" caption="Acara Malam di Reuni 25 Tahun ITB 88Sumber Foto: FB Group ITB88"]
Gambar
Gambar
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="390" caption="Acara Malam di Reuni 25 Tahun ITB88Sumber Foto : FB Group ITB88"]
Gambar
Gambar
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="390" caption="Acara Malam di Reuni 25 Tahun ITB 88Sumber Foto: FB Group ITB88"]
Gambar
Gambar
[/caption] Kostum telah berganti hitam. Inilah puncak acara Reuni 25 Tahun ITB 88. Aura dari 88 untuk 88 begitu kental terasa. Berusaha untuk mewujudkan keterhubungan antar anggota ITB 88, untuk terkoneksi satu dengan yang lainnya. Connecting. Bergantian muncul di panggung. Ada Trio Batak perwakilan UKSU dengan lagu-lagu bataknya, ada Group 88, dan juga ada penampilan Superdhut. Ternyata, di acara malam. Kejaiman beberapa rekan seperti terlihat di acara sore, mulai luntur, bahkan hilang terbawa malam. Semua gila. Melupakan umur sejenak. Terima kasih semuanya. Terkoneksi dengan kawan-kawan lama, tetap tidak melupakan hal satunya. Tidak melupakan untuk berbagi, untuk sharing. Secara simbolik, ITB 88 memberikan support kepada  anak-anak dari sahabat-sahabat ITB 88 yang telah lebih dulu dipanggil Yang Kuasa. Sebagai bentuk kepedulian kita kepada teman seperjuangan. [caption id="" align="aligncenter" width="390" caption="Java Jive di Reuni 25 Tahun ITB88Sumber Foto: FB Group ITB88"]
Gambar
Gambar
[/caption] Saatnya penampilan Java Jive. Java Jive tampil dengan formasi seperti 25 tahun yang lalu, saat mereka juga tampil di acara ITB 88, juga di lapangan basket. Alunan lagu-lagu penuh nostalgi berkumandang, “Inikah gerangan cinta…. “. Atau juga alunan lagu, “Menikah denganku…. “ tepat saat pasangan ITB 88 ditampilkan di layar besar di panggung. Wow, romantis! Di sela-sela acara, door prize selalu dibagikan. Ini juga salah satu acara yang membuat seru. Sang “MC gelo”, Heru (Teknik Industri), tetap gelo. Beragam candaan dia lontarkan. Dia membagi-bagikan door prize sekaligus menghanguskan beberapa door prize kala yang bersangkutan ketika namanya dipanggil, tidak hadir, atau sudah pulang duluan. Jadi, selain door prize yang pasti didapat oleh setiap orang, di acara malam, dibagikan lagi tambahan door prize untuk peserta yang beruntung. Lengkap. Mula dari BB Q10, kaos limited edition, sepeda gunung, LED TV, hingga grand prize berupa sepeda motor Scoopy dan 2 buah tiket Garuda Jakarta-Amsterdam pp. Wow! Selamat buat rekan-rekan yang beruntung. Semua harus berakhir. Acara harus usai. Semua harus kembali ke rumah masing-masing. Namun kenangan indah tetap melekat. Tetap tinggal dalam benak. Membawa serpihan memori. Semoga ITB 88 tetap dapat berbagi, tetap terkoneksi satu dengan yang lainnya. Sharing dan connecting. Tetap peduli pendidikan, peduli lingkungan, dan peduli teman. Terima kasih buat semuanya. Buat rekan-rekan panitia atas semua kerja kerasnya, atas semua jerih payahnya. Semua ini tidak akan terselenggara tanpa bantuan kalian. “You are awesome!”. Semoga kita tetap memiliki energi untuk berbagi, untuk peduli dengan yang lainnya. Sampai ketemu di reuni selanjutnya. 5 tahun lagi? Salam. (Del)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun