[caption id="" align="aligncenter" width="390" caption="Foto Speedometer yang menunjuk angka tinggi yang diunggah para ABGSumber Foto: Dari berbagai Soc Med"][/caption] Baru-baru ini ramai tersiar kabar, di kalangan ABG/remaja ada kecenderungan untuk mengambil foto speedometer dalam kondisi full speed, atau menunjuk ke angka setinggi-tingginya yang dia mampu, lalu meng-upload-nya dan menyebarkannya ke berbagai social media yang ada. Caranya, dia kemudikan mobil dengan kecepatan sangat tinggi, lalu ketika speedometer menunjuk ke angka 160 km/jam atau 180 km/jam, bahkan hingga 200 km/jam, difoto, dan fotonya di-upload ke berbagai social media. Tujuannya? Apalagi kalau bukan untuk narsis dan pamer ke teman-temannya. Ada semacam kebanggaan tersendiri bagi mereka, bila dapat memperlihatkan bukti bahwa telah melarikan mobilnya di kecepatan yang sangat tinggi. Wow! Fenomena apa lagi ini? Ada-ada saja. Itu sama sekali tidak keren. Bahkan gencar di social media tentang hastag #Speedometer. Setiap mengunggah foto speedometer, diiringi dengan hastag #Speedometer. Foto speedometer yang menunjuk ke angka tertinggi yang kerap dijadikan bahan bernarsis ria, bisa saja menjadi pemicu terjadinya kecelakaan maut di jalan. Semua juga tahu, dan sangat menyadari bahwa mengambil foto speedometer dalam kondisi kecepatan sangat tinggi resikonya sangat tinggi. Maut taruhannya. Ngebut di jalan saja sudah beresiko, apalagi ngebut plus foto. Entah apa yang ada di benak para pelaku. Para remaja tersebut pun belum tentu memiliki SIM. Masih di bawah umur. Untuk bawa kendaraan dalam kondisi normal pun masih dilarang. [caption id="" align="aligncenter" width="265" caption="Path Titi DJSumber Foto: Path nya Titi DJ dari berbagai Soc Med"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H