Mohon tunggu...
Deliana Setia
Deliana Setia Mohon Tunggu... karyawan swasta -

I'm just an ordinary person, living this beautiful life that God gave me www.kitadankota.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kehidupan Malam di Mangga Besar

8 Juli 2013   16:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:50 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IMG00330-20130706-1937

Siapa yang tidak kenal kawasan Mangga Besar, kawasan yang berada di Jakarta Barat? Kawasan ini sudah terlanjur terkenal, sudah kadung ngetop, sudah menjadi salah satu destinasi yang patut dikunjungi. Bahkan di antara orang-orang daerah yang sering mampir ke kantor. Mungkin juga mereka lebih sering mampir ke sana dibandingkan saya. Seperti kata orang-orang daerah, Bapak-bapaknya ke Mangga Besar, Ibu-ibu nya ke Mangga Dua. Benarkah Mangga Besar hanya untuk Kaum Bapak, Kaum Adam? Tidak sama sekali, salah besar. Menikmati malam di Mangga Besar, sungguh sangat hidup, terasa riuh. Justru detak nadi kota berdegup lebih kencang ketika malam hadir. Ketika sebagian makhluk terlelap di peraduannya, Mangga Besar terbangun dengan mata terbelalak, segar, dan mengundang. Mengundang sebagian orang untuk turut ambil bagian. Dentuman musik nyaring terdengar, bahkan dari pelataran saja. Hanya dalam jarak puluhan langkah, situasi serupa muncul kembali. Itulah gambaran gemerlap malam di Mangga Besar, Jakarta Barat. Diskotik tersebar di sepanjang jalan. Hotel-hotel sangat mudah ditemui. Silakan pilih, mau yang kelas melati atau kelas yang berbintang. Bintang yang satu atau bintang yang banyak. Semua terserah anda. Tinggal sesuaikan dengan selera dan isi kantong. Tapi jangan harapkan tulisan ini akan bercerita tentang isi di dalam diskotik dan hotel-hotel itu. Harap jangan kecewa, karena memang belum pernah masuk ke sana.  Tapi dari pelataran depan diskotik dan hotel-hotel saja sudah tampak terlihat, banyak penghias hilir mudik, keluar masuk. Penghias? Ya, karena memang indah dan sedap dipandang. Kupu-kupu malam kah? Mungkin saja. Entahlah. Tapi yang menarik, mereka bisa kita bedakan dari lokasi diskotik atau hotelnya. Dandanannya berbeda. Mungkin juga menunjukkan kelasnya, seperti hotelnya. Yang menarik, di sepanjang Jalan Mangga Besar, banyak kios-kios penjual obat kuat, berjejer. Bisa ditarik kesimpulan sendiri. Berarti ada konsumennya, banyak peminatnya. Kalau tidak, tidak akan sebanyak itu. Konon katanya, berdasarkan hasil searching di Om Google, Mangga Besar juga merupakan kawasan dengan transaksi narkota terbesar. Faktor pendukung utamanya tentu karena kawasan ini marak dengan tempat hiburan malam. Adakah kaitannya? Mungkin saja. Tapi tunggu dulu. Mangga Besar tidak hanya besar dan terkenal karena hiburan malamnya saja. Tidak hanya berita-berita tentang kehidupan kelamnya saja. Mangga Besar juga terkenal dengan makanan enaknya. Surganya bagi pencinta kuliner. Mencari makanan enak di Jakarta saat malam? Tidak salah jika kita memilih Mangga Besar. Tidak akan rugi bila pilihan jatuh ke Mangga Besar. Jadi, Mangga Besar juga bukan hanya untuk Kaum Adam. Ibu-ibu dan keluarga juga bisa turut menikmati. Mangga Besar dapat dikatakan surga makanan bagi orang-orang yang hobi makan, senang icip-icip. Kita dapat menjumpai banyak jenis makanan di Mangga Besar. Dari daging, seafood, bahkan reptil sekalipun. Terlebih lagi bagi penggemar Chinese Food, di sini tempat yang tepat. Tidak usah khawatir, Mangga Besar tidak pernah tidur. Ketika lapar menghadang di tengah malam buta, jam 2 malam sekalipun. Mangga Besar masih siap melayani. Kapan saja mau. Untuk harga, wajarlah, sesuai dengan lokasinya. Cara simpel untuk tahu mana makanan yang enak, sangat gampang. Cari saja yang banyak dikunjungi atau dikerumuni pembeli. Hampir pasti itu enak. [caption id="attachment_272" align="aligncenter" width="300" caption="Kwetiaw Sapi 78 Mangga Besar"][/caption] Contohnya adalah Restoran Kwetiaw Sapi 78 Mangga Besar. Kebetulan terakhir mampir ke sana. Restorannya ada di perempatan lampu merah. Angka 78 ternyata menunjukkan nomor alamat kediamannya. Restoran Kwetiaw Sapi 78 bukanlah satu-satunya resto kwetiaw di sana. Ada Resto Aciap, Jangkung, 28, dan resto-resto lainnya di sepanjang jalan Mangga Besar. Mayoritas penjual Kwetiau dan Chinese Food lainya dibuka oleh orang-orang Tionghoa yang merantau di Jakarta, atau banyak juga yang berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat. Umumnya resto-resto ini berumur tua, maksudnya sudah berlangsung lama, sudah generasi ke-2 bahkan ke-3. Restoran Kwetiaw Sapi 78 Mangga Besar salah satunya. Yang dipesan adalah Kwetiaw Goreng karena itu menu andalannya, walaupun ditawarkan pula menu lainnya. Tempat ini juga menyajikan bakmi, bakso kuah, nasi goreng, bihun, sari kacang hijau, es jeruk nipis, dan sebagainya. Hampirsama dengan resto kwetiaw seperti biasanya. Namun yang terkenal tentunya Kwetiaw Bun atau Kwetiaw Goreng. Pelayanan yang ditampilkan cukup cepat, tidak perlu menunggu terlalu lama hingga makanan hadir di depan mata, walau pengunjung kala itu sangat penuh. Patut dipujikan. Yang menarik, sumpit diletakkan di dalam wadah tertutup, tidak seperti biasanya resto lain, sehingga cukup aman, tidak berdebu. Namun sayangnya, kwetiaw disajikan tanpa acar dan tanpa cabe rebus seperti layaknya resto Chinesse Food. Jadinya terasa kurang lengkap, bagi saya yang notabene penggemar acar dan cabe rawit. Tapi secara keseluruhan, ok lah... recomended.

Kwetiaw selesai disantap. Mari kita kembali nikmati malam di Mangga Besar. Kembali menyusuri sepenggal jalan Mangga Besar. Deretan penjual durian menanti. Aroma durian menyengat, menggoda. Banyak label tertera di masing-masing penjaga durian. Kulit durian pun seperti sengaja dionggokkan di depan kios masing-masing. Mungkin sebagai penanda bahwa duriannya telah laku banyak. Satu hal yang membanggakan. Mereka bangga untuk menjual durian lokal. Durian Medan yang paling banyak dijajakan dan yang menjadi andalan. Ada ACIN, ALEX, dan tenda-tenda lainnya. Jadi teringat Ucok Durian di Medan. Mangga Besar terus berdegup, berdetak kencang, belum berhenti, karena malam masih pagi. Roda kehidupan masih berputar, namun ini saatnya untuk pulang. Tertarik untuk berkunjung ke Mangga Besar? Silakan.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun