Bingung memilih alternatif wisata akhir pekan di Ibukota? Atau ingin mengajak buah hati sekedar jalan-jalan namun kehabisan ide dan tidak tahu mau ke mana? Bosan pergi ke mall? Sepertinya destinasi wisata yang satu ini dapat menjadi salah satu alternatif. Layak dicoba. Sekali-kali, ayo kita lakukan wisata kuburan di Pusat Kota Jakarta. Wisata kuburan? Hiiii seram….. Tenang, tidak usah khawatir. Kuburan yang satu ini tidak akan menimbulkan kesan seram. Tidak ada seramnya sama sekali. Asal lakukan kunjungan di pagi hingga sore hari.Jangan di malam hari. Mengapa? Jawabannya simpel. Musiumnya pasti sudah tutup. Kalau malam, horor juga. Tapi, berdasarkan hasil googling, sekarang mulai digagas wisata “Night at The Museum” di Musium Prasasti oleh Komunitas Historia Indonesia. Jadi, kita ke kuburan atau ke musium? Mungkin belum terlalu banyak yang mengetahui bahwa ternyata di pusat Kota Jakarta, tepatnya di Jalan Tanah Abang I No. 1 Jakarta Pusat terdapat Musium Prasasti. Musium Prasasti berbeda dengan musium lainnya. Jika yang terpatri di benak bahwa musium adalah tempat untuk mengamati benda-benda koleksi atau benda-benda bersejarah dari jaman dulu yang terpajang rapi di etalase, salah besar. Jangan harap itu akan kita temui di musium ini. Musium Prasasti dapat dikatakan cukup unik. Musium yang satu ini berbeda. Musium Prasasti merupakan salah satu musium cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda. Sepertinya lebih tepat bila dikatakan area pemakaman atau kuburan karena di dalamnya berupa ruang terbuka hijau nan asri seluas 1,2 Ha. lengkap dengan makam-makam yang umumnya berasal dari jaman kolonial. Dulunya merupakan area pemakaman untuk para tokoh penting petinggi Belanda atau orang Eropa pada masa kolonial. Area pemakaman ini memiliki nilai artistik yang cukup tinggi. Memiliki banyak koleksi prasasti nisan kuno dari abad ke 18. Di musium prasasti, kita dapat menikmati keindahan makam-makam jaman kolonial sekaligus mengagumi karya seni dari masa lampau yang tertuang dalam bentuk patung-patung hasil pahatan masa kolonial, Sabtu pagi, selepas olah raga di kawasan Monas, kebetulan kita berkesempatan untuk mengunjungi Musium Prasasti. Lokasinya strategis. Berada tidak terlalu jauh dari Musium Nasional yang terletak di seberang Kawasan Monas. Hanya perlu berjalan kaki sekitar 10 menit dari Musium Nasional.
Suasana teduh, sejuk dan asri seakan menyergap seketika. Ternyata di Jakarta yang selalu hiruk pikuk dengan berbagai kesibukan, masih menyisakan area hijau pemakaman yang memiliki nilai seni tinggi. Kuburan-kuburan berjejer dengan rapi di berbagai sudut. Patung-patung dengan berbagai bentuk turut menghiasi. Ada patung dengan wujud Yesus, Bunda Maria, peri cupid, malaikat, dan patung-patung lainnya. Tersedia pula bangku-bangku taman untuk sejenak beristirahat. Di setiap nisan, kita dapat membaca nama orang yang dimakamkan serta tanggal meninggalnya. Umumnya yang dimakamkan di sana berasal dari abad 19. Kesan menyeramkan sirna. Yang ada tertinggal hanya suasana teduh, sejuk, dinaungi oleh pohon-pohon rindang di berbagai sudut. Kita seakan diajak berjalan-jalan mengitari area pemakaman dan ikut terlarut dalam sejarah. Kita diajak untuk mengagumi karya seni patung-patung yang tersebar. Tidak heran jika area ini sering dijadikan tempat untuk syuting, pembuatan video klip, atau sekedar untuk pemotretan. Area pemakaman cukup bersih, namun sayang, di salah satu sudut, teronggok batu-batu nisan yang telah hancur. Belum dibersihkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H