[caption id="attachment_2346" align="aligncenter" width="300" caption="Kota Ende Terlihat dari Kolobari"][/caption] Telah lama mendamba untuk dapat berkunjung ke Kota Ende, sebuah kota kecil di bagian Selatan Pulau Flores, ibukota Kabupaten Ende. Walau merupakan kota kecil, seperti kota lainnya di Pulau Flores, Ende memiliki landscape yang luar biasa indah. Sekarang, untuk menggapai Ende dari Jakarta, dapat menggunakan pesawat Garuda lewat Kupang atau singgah ke Bali terlebih dahulu, lalu sambung dengan menggunakan pesawat TransNusa/Aviastar ke Ende. [caption id="attachment_2347" align="aligncenter" width="300" caption="Bandara H. Hasan Aroeboesman di Ende"]
Bandara H. Hasan Aroeboesman di Ende
[/caption] [caption id="attachment_2348" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu bukit di sekitar Bandara di Ende"]
Salah satu bukit di sekitar Bandara di Ende
[/caption] Mendarat di Bandara H. Hasan Aroeboesman di Ende, pemandangan indah langsung menyergap serentak. Rasa was-was yang melanda selama proses pendaratan sirna sudah. Bandara Ende termasuk salah satu bandara yang memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi pada saat pendaratan. Lokasinya yang sangat berdekatan dengan bukit-bukit yang mengelilingi menyisakan kerawanan tersendiri. Di ujung landasan, sebuah bukit yang lumayan besar menanti dengan gagahnya. Pesawat yang akan mendarat maupun lepas landas harus mendekati bukit ini, sekedar untuk menyapanya atau untuk berpamitan dengan bukit tersebut. Belum lagi ditambah jaraknya dengan pantai yang lumayan dekat. Butuh keahlian, kesigapan, dan ketepatan sang pilot. Namun, selebihnya, tidak akan menyesal. Panorama yang disuguhkan sungguh memukau. Deretan bukit hijau nan asri seolah menyambut para pengunjung. Panorama indah Kota Ende dapat kita nikmati dari beberapa spot/lokasi di bukit-bukit sekitar. Salah satunya, yaitu dari Kolobari, sebuah bukit yang berada sekitar 1 jam perjalanan dari pusat Kota Ende. Sayang, perjalanan menuju Kolobari masih berupa jalanan yang kurang nyaman dilewati. Lubang-lubang menganga masih sering ditemui. Goncangan membuat perjalanan yang tidak terlalu jauh, memakan waktu yang lebih lama. Tapi ingat…! Prasyarat utama untuk menikmati keindahan alam Kota Ende adalah…. “Enjoy aja…, nikmati …, bawa happy aja!” Di ujung perjalanan, panorama menawan akan memupus kekesalan karena jalan yang buruk. [caption id="attachment_2349" align="aligncenter" width="300" caption="Kota Ende terlihat dari Kolobari"]
Kota Ende terlihat dari Kolobari
[/caption] Dari Kolobari terpapar dengan indah perpaduan beberapa karya sempurna Tuhan. Paduan antara bukit-bukit dan gunung-gunung dengan beragam ketinggian, pantai dan laut, serta Kota Ende yang terhampar elok di bawah. Ada satu gunung yang cukup menarik perhatian. Bagian atasnya rata seperti meja. Untuk itu, penduduk setempat menamakannya, Gunung Meja. [caption id="attachment_2350" align="aligncenter" width="300" caption="Seorang wanita tengah asyik menenun"]
Seorang wanita tengah asyik menenun
[/caption] Puas beberapa saat menikmati indahnya panorama Kota Ende, waktunya kembali menuruni bukit. Di sepanjang perjalanan, selain melewati hutan serta kebun jagung dan singkong, juga melewati rumah-rumah penduduk asli Ende. Banyak penduduk yang tengah melakukan kegiatan menenun kain di bagian depan rumah atau di pekarangan rumahnya. Kegiatan menenun kain biasanya dilakukan oleh kaum perempuan. Tergerak hati untuk singgah. Kain tenun Ende memiliki motif yang khas. Motif tenun Ende berbeda dengan motif tenun dari kabupaten-kabupaten lainnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Setiap daerah memiliki motif tersendiri. Bahkan setiap suku memiliki motifnya masing-masing. Bahkan di Pulau Flores sendiri, memiliki motif-motif khas yang berbeda-beda. [caption id="attachment_2351" align="aligncenter" width="300" caption="Mencoba menenun"]
[/caption] [caption id="attachment_2352" align="aligncenter" width="168" caption="Gayanya doang...."]
[/caption] Para wanita menenun menggunakan alat yang masih sangat sederhana. Setiap wanita di Ende biasanya dapat menenun. Hasilnya selain untuk keperluan sendiri, sebagian dijual ke Kota Ende hingga ke luar Pulau Flores. Sempat pula mencoba untuk bergaya jadi penenun. Komentar teman, “Tidak meyakinkan…!”. Tidak apa. Yang penting sudah mencoba… Akhirnya, ada kain yang menarik hati. Lumayan untuk koleksi di rumah. Bagaimana, tertarik untuk berkunjung ke Ende? Mari…. Salam. (Del)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya