Mohon tunggu...
Delfi Yudha Frasetia
Delfi Yudha Frasetia Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Editor in Chief di http://katabangdel.com/ Character Education Enthusiast | Business Analyst | Co-Founder MGI Foundation

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Silang Sengkarut Pendidikan Moral di Indonesia

17 September 2015   12:42 Diperbarui: 17 September 2015   13:07 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal itu bisa terjadi “mungkin” karena penghayatan nilai masing-masing kitab suci tidak berlangsung dengan baik. Sebagian mendapatkan kesempatan belajar oleh guru yang benar-benar kompeten, sebagian lagi?. Yah, banyak sekolah yang masih menganggap bahwa nilai agamapun harus ditentukan oleh sebuah ujian tertulis. Yang tidak punya kemampuan menghapal pengertian istilah keagamaan maka bersiaplah mendapat nilai jelek. Bagaimana jika ada anak yang rajin solat, mengaji, dan berbudi-pekerti luhur namun tidak punya waktu untuk membaca buku agama islam karena harus sibuk membantu orang-tua bekerja misalnya?. Lalu tidak bisa mengerjakan soal ujian dengan baik? (Jawaban ini semua saya bahas di artikel ini)

Kenapa komponen keimanan diatas saya bilang sulit 
karena tidak ada yang mampu mengukur keimanan kecuali Allah Swt. Ini yang menjadi dasar Negara maju seperti Singapura ataupun Turki memilih menjadi sekuler. Semua mengakui agama dan tuhan tetapi tidak menjadikannya sebuah standart capaian. Alhasil, tidak akan kita jumpai mata pelajaran agama disekolah-sekolah disana. Mereka berkeyakinan biarlah agama menjadi urusan si pemeluk dengan Tuhannya. Yang menjadi urusan mereka adalah jika ada penyimpangan maka hukum di Negara tersebut akan berjalan.

Kalau Indonesia memang tidak mau menjadi Negara sekuler, maka reformasilah system pembelajaran agama secepatnya. Lalu sandingkanlah ia dengan keteladanan-keteladanan yang bermunculan dengan semangat yang sama, perubahan Indonesia bermoral!.

 

*baca lebih lanjut seputar Petani Pejuang Pangan dalam menyambut Hari Pangan Sedunia disini... Hari Pangan Sedunia ( http://www.katabangdel.com/2015/09/petani-pejuang-pangan-dan-gizi-bangsaku.html )

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun