Mohon tunggu...
Delfiosss
Delfiosss Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pertanian Berkelanjutan dan Kearifan Lokal di Dusun Krangkeng

15 September 2024   10:34 Diperbarui: 15 September 2024   10:38 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Hallo teman-teman pembaca!!  Apasih pertanian berkelanjutan? Kita akan bersama-sama mempelajari apa sih pertanian berkelanjutan.
Pertanian berkelanjutan merupakan pengelolaan sumber daya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah dengan mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam.
Sistem pertanian yang dipakai di dusun krangkeng biasanya menggunakan sistem tumpang sari atau polikultur menanam beberapa tanaman di satu petak lahan. Tanaman yang ditanam merupakan tanaman holtikultura seperti kubis, cabai, tomat dan lain sebagainya serta pada musim tertentu biasanya menanam tanaman perkebunan seperti tembakau.
Dalam pertanian, tidak bisa kita pisahkan dari kearifan lokal suatu daerah. Salah satu kearifan lokal yang ada di dusun krangkeng adalah saparan atau merti dusun.Dusun Krangkeng sendiri berada di kelurahan Batur, Getasan. Merti dusun adalah ucapan syukur atas limpahan berkat kekayaan alam yang telah diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa.
Dalam tradisi saparan atau merti dusun dalam pertanian berkelanjutan mengandung beberapa nilai-nilai diantaranya nilai ekonomi, nilai sosial, dan nilai lingkungan. Dari segi ekonomi yaitu dapat menopang kebutuhan hidup masyarakat desa agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dari segi sosial, untuk merekatkan silaturahmi dan kebersamaan masyarakat desa yang masih sangat kental. Dari segi lingkungan adalah untuk mengurangi kerusakan lingkungan dan menjaga ekosistem alam serta mengatasi masalah kekurangan lahan atau lahan yang sempit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun