IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA PADA ERA DIGITAL
Penulis : Delfiana Funan dan Ayu Sulistiawati.
Email : delfiana102@gmail.com. ayusulistiawati0704@gmail.com.
Mahasiswa Program Studi Sastra Inggris, Universitas Pamulang.
Pentingnya Pendidikan Pancasila di era digital ini sangat dibutuhkan karena Pancasila menjadi faktor utama bangsa Indonesia serta landasan bagi berdirinya bangsa Indonesia, yaitu bangsa kesatuan yang memiliki moto “BHINNEKA TUNGGAL IKA” (berbeda-beda tetapi tetap satu jua). Pancasila menjadi landasan bagi bangsa Indonesia, maka landasan itu sendiri harus kuat agar dapat menghasilkan bangunan yang kokoh dan kuat terhadap berbagai tantangan ataupun arus luar yang terus merongrong keutuhan bangsa, maka sebagai penerus bangsa teruslah belajar agar tidak diperalat untuk kepentingan beberapa pihak namun untuk kepentingan dan kemajuan bangsa. Pada era digital ini, Pancasila sebagai ideologi dan landasan negara kesatuan menghadapi berbagai pandangan dan tantangan yang beragam. Berikut ini merupakan contoh-contoh yang bisa kita lihat serta menjadi bahan refleksi masyarakat dan juga para pemuda pemudi sebagai kaum penerus bangsa, yaitu :
Perubahan Sosial dan Budaya, masyarakat Indonesia kini semakin beragam yang membuat pemahaman tentang Pancasila bervariasi. Namun pemahaman ini harus disertai dengan adanya pembelajaran secara berkelanjutan agar tidak salah menafsirkan Pancasila, sehingga bangsa kita ini menjadi bangsa yang tidak mudah digerogoti dengan pandangan-pandangan yang ingin memecah belah bangsa, terutama melihat situasi saat ini bahwa semakin kita terbuka maka budaya asing terus masuk karena kurangnya pengawasan atau mencegah budaya luar. Tetapi Pancasila memberikan beberapa prinsip dalam menghadapi perubahan, yaitu : selektif, adaptif, dan kreatif agar kita bisa menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya sendiri tanpa memandang rendah budaya luar.
Selektif, tidak semua pengaruh asing perlu diterima begitu saja. Kita harus selektif dalam memilih dan menyerap nilai-nilai yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Adaptif, kita perlu mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, namun tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip dasar Pancasila. Kreatif, kita perlu kreatif dalam mengolah dan mengembangkan budaya asing sehingga menjadi bagian yang integral dari budaya Indonesia.
Pengaruh Teknologi Informasi, pada media sosial membuat informasi bisa cepat tersebar secara luas, hal ini dapat mempengaruhi pendapat masyarakat yang lebih kritis terhadap Pancasila. Pengaruh perkembangan teknologi tidak hanya positif saja melainkan juga negatif yang dalam artian kita perlu mawas diri dalam menanggapi perkembangan tersebut, kita tidak serta merta menolak namun kita diminta untuk berpikir lebih kritis dan mencari tahu dari sumber informasi yang akurat.
Ketidakpuasan Terhadap Pemerintah, banyak masyarakat merasa praktik pemerintah tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga menimbulkan skeptisme masyarakat pada ideologi ini, dan terkadang membuat masyarakat tidak mengikuti peraturan yang ada. Praktik ini masih terus berlanjut, namun dari pemerintah tidak menanggapi permasalahan ini dengan serius, dan lebih mirisnya lagi jajaran dan aparat pemerintah yang melanggar nilai-nilai Pancasila itu sendiri, sehingga dengan otomotis masyarakat akan mengikuti contoh tersebut karena seharusnya pemerintah menjadi panutan bagi masyarakat namun yang melanggar adalah pembuat aturan itu sendiri.
Polaritas Politik, perbedaan pandangan politik terkadang membuat penghayatan terhadap Pancasila menjadi bias, sehingga menyebabkan ketidak percayaan terhadap pemerintah dan ini bisa menimbulkan konflik sosial, ketika praktik ini terus berlanjut maka ini akan menimbulkan suatu masalah yang fatal karena ketidakmampuan pemerintah dalam menangani permasalahan ini, karena dari permasalahan ini bisa menimbulkan perbedaan pandangan dan bisa menghambat pembangunan karena masyarakat lebih terarah kepada permasalahan politik dibandingkan dengan menghargai perbedaan politik yang ada, bukan untuk saling memprovokasi namun untuk saling mendukung dan menghargai pebedaan politik. Namun yang terpenting dari semua itu ialah perlunya pendidikan atau seminar mengenai politik sehingga masyarakat dapat mengetahui dan menambah wawasan tentang apa itu politik. Bukan untuk saling bertentangan, namun politik berjalan sesuai yang didasari demokrasi itu sendiri.
Pendidikan Pancasila yang kurang efektif di sekolah bisa membuat generasi muda kurang memahami dan menghargai ideologi tersebut, untuk mengatasi hal tersebut kita perlu menerapkan nilai-nilai Pancasila, baik itu di rumah maupun di sekolah karena dari kedua lingkungan ini sangat mempengaruhi sikap seseorang maka dari itu, Pancasila harus diinternalisasikan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat dihargai dan dipertahankan serta diterima oleh generasi muda, karena yang menjadi peran penting untuk masa depan bangsa adalah generasi muda. Namun dengan adanya pengaruh globalisasi, yang dimana semua informasi dapat diperoleh dengan sekejap ini menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia agar penerus bangsa tidak mudah tergiur dengan tawaran dunia, melainkan tetap berpegang teguh pada nila-nilai Pancasila tanpa harus menutup diri pada perkembangan zaman tetapi mencoba untuk terbuka pada dunia luar.