Lesson study adalah pendekatan kolaboratif dalam pengembangan pengajaran yang berasal dari Jepang. Sejak tahun 1960-an, lesson study telah mengalami perkembangan di Jepang. Dikenal dengan istilah "jugyokenkyu" dalam bahasa Jepang, yang berasal dari gabungan kata "jugyo" yang artinya pembelajaran, dan "kenkyu" yang berarti penelitian atau pengkajian.
Dalam lesson study, sekelompok guru bekerja sama untuk merencanakan, mengamati, dan menganalisis pelajaran secara detail. Mereka berbagi ide, mencoba berbagai strategi pengajaran, dan secara bersama-sama memperbaiki proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang lebih baik. Lesson study adalah kegiatan yang sangat berorientasi pada praktik, dengan fokus pada peningkatan kualitas pengajaran melalui refleksi dan kerjasama antarguru.
Waktu yang tepat untuk melakukan lesson study dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan konteksnya. Biasanya, lesson study dilakukan di luar jam mengajar biasa, seperti pada hari-hari kerja tertentu yang ditetapkan oleh sekolah atau lembaga pendidikan. Hal ini memungkinkan waktu yang cukup bagi para guru untuk merencanakan, mengamati, dan menganalisis pelajaran tanpa mengganggu jadwal pengajaran reguler. Perlu digaris bawahi, kegiatan lesson study bukan sebuah kegiatan sesaat, melainkan terus-menerus dan berkesinambungan supaya dapat memperbaiki proses dan hasil pembelajaran secara terus-menerus sehingga terbentuk sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara sistematis dan konsisten.
Langkah-langkah dalam lesson study biasanya meliputi:
1. Perencanaan: Guru-guru yang terlibat merencanakan pelajaran yang akan diamati bersama. Mereka memilih topik, tujuan pembelajaran, strategi pengajaran, dan metode evaluasi.
2. Pengamatan: Satu guru mengajar pelajaran yang telah direncanakan sementara yang lainnya mengamati proses pembelajaran secara teliti (sebagai observer). Observasi ini mencakup perhatian terhadap interaksi antara guru dan siswa, pemahaman siswa, dan efektivitas strategi pengajaran. Aktivitas guru dan siswa di kelas tidak boleh terganggu oleh banyaknya pengamat (observer).
3. Diskusi dan Refleksi: Setelah pelajaran selesai, guru-guru yang terlibat berkumpul untuk mendiskusikan pengamatan mereka. Mereka berbagi pemikiran, memberikan umpan balik, dan merenungkan tentang apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki.
4. Modifikasi dan Perbaikan: Berdasarkan hasil diskusi, para guru membuat perubahan pada rencana pembelajaran dan strategi pengajaran. Mereka mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan mengembangkan rencana tindak lanjut untuk meningkatkan pelajaran di masa depan.
Proses ini dapat berulang seiring waktu, dengan setiap iterasi membawa pemahaman yang lebih baik tentang pengajaran dan pembelajaran yang efektif. Proses pelaksanaannya berlangsung seperti biasanya, menampilkan apa adanya, dan tidak dibuat-buat.
Menurut Cerbin dan Kopp (2002) dalam penelitian Wiharto, Lesson Study memiliki empat tujuan utama, yaitu:
1. Memungkinkan guru untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan bagaimana cara terbaik untuk mengajar mereka. Dengan memahami gaya belajar dan kebutuhan individu siswa, guru dapat menyesuaikan metode pengajaran mereka agar lebih efektif.