Mohon tunggu...
Dela Sulistiawan
Dela Sulistiawan Mohon Tunggu... Lainnya - workaholic

23 years young women

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Pengembangan Soft Skill Melalui Pendidikan Informal bagi Generasi Muda

26 Juni 2021   18:07 Diperbarui: 26 Juni 2021   18:23 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pemuda atau Generasi Muda adalah suatu konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah "nilai. Secara tidak langsung, hal tersebut biasanya lebih ditekankan dalam pengertian ideologis dan kultural daripada pengertian ilmiah. Misalnya, "Pemuda harapan bangsa" dan "Pemuda pemilik masa depan bangsa" dan lain sebagainya. Tanpa disadari, hal tersebut justru seringkali dijadikan sebagai beban moral bagi para pemuda untuk turut berkontribusi dalam mempersiapkan masa depan bangsa. 

Akan tetapi, di sisi lain pemuda menghadapi persoalan-persoalan yang menakutkan. Adapun masalah-masalah yang menyangkut generasi muda dewasa ini antara lain; menurunnya jiwa nasionalisme di kalangan generasi muda, belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, kurangnya lapangan dan kesempatan kerja, masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur, pergaulan bebas dan meningkatnya kenakalan remaja.

Dengan adanya masalah-masalah tersebut, sejatinya di sini pendidikan memang menjadi sesuatu yang sangat penting bagi generasi muda. Pendidikan tidak hanya dilakukan di sekolah atau perguruan tinggi. Pendidikan tidak hanya selalu menyangkut pada hal formal dan akademis melainkan juga pada bidang non-akademis atau biasa disebut pendidikan informal. Pendidikan tidak hanya di dapat di dalam sekolah ataupun perguruan tinggi. Sebagai makhluk sosial, generasi muda juga dapat belajar dan mengembangkan skill atau kemampuannya melalui lingkungan di luar pendidikan formal seperti masyarakat ataupun keluarga.

Selain menempuh pendidikan formal, ternyata pendidikan informal juga tidak kalah penting. Mengapa demikian? Karena sejatinya yang akan "terpakai" di kehidupan yang sebenarnya adalah suatu "praktek" dan "pengalaman". Terlebih, saat ini banyak sekali alumni akademis atau sarjana yang tidak kunjung mendapatkan pekerjaan setelah lulus karena "kurangnya lapangan pekerjaan" untuk para lulusan baru atau Fresh Graduate. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengalaman generasi muda yang biasanya hanya fokus dengan pendidikan formal dan nilai akademisnya namun melupakan "praktek" demi mendapatkan sebuah "pengalaman". Seperti kata pepatas, "pengalaman adalah pelajaran terbaik yang dapat dimiliki oleh seseorang".

Pendidikan informal di luar sekolah ataupun perguruan tinggi di sini dapat berupa sebuah pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan di luar pendidikan formal seperti mengikuti program magang di sebuah kantor atau perusahaan, mengikuti akun-akun informatif seputar pelatihan-pelatihan dan tips and tricks seputar dunia kerja, atau bahkan yang lebih keren lagi dapat belajar dan bekerja dalam waktu yang bersamaan sehingga pendidikan formal dan informal dapat berjalan beriringan sehingga generasi muda tidak akan lagi merasa "kurang" dalam hal ilmu teori maupun praktek karena generasi muda juga tidak bisa hanya dengan mengandalkan bekerja untuk meraih karir yang sukses tanpa menempuh kuliah atau pendidikan formal. 

Hal tersebut tidaklah benar. Oleh karena itu keduanya haruslah seimbang. Saat ini banyak sekali lowongan-lowongan part time atau paruh waktu dan lowongan magang atau internship untuk mahasiswa tergantung bagaimana generasi muda menggunakan inisiatif yang tinggi dan antusiasnya untuk mengembangkan diri. Hal ini juga dapat melatih karakter generasi muda untuk tidak "malas" dan berpikir kreatif serta mandiri.

Adapun manfaat-manfaat apabila generasi muda memutuskan untuk kuliah sambal bekerja antara lain; bekerja dapat meningkatkan kinerja sekolah/pendidikan formal, generasi muda dapat lebih mengerti tentang arti perjuangan hidup, mendapatkan pengalaman bekerja sebagai bekal untuk terjun di dunia kerja setelah lulus pendidikan formal, belajar manajemen waktu, dan mempunyai networking yang luas. 

Selain untuk mengembangkan soft skill atau kemampuan dalam lapangan secara langsung guna menambah pengalaman, dengan mengupayakan pendidikan atau belajar di luar pendidikan formal ini generasi muda diharapkan mampu menghadapi dunia yang sesungguhnya sehingga dapat memiliki gambaran lebih luas tidak hanya untuk mempersiapkan masa depan dirinya sendiri namun juga masa depan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun