Mohon tunggu...
Sari Novita
Sari Novita Mohon Tunggu... Penulis - Imajinasi dan Logika

Akun Kompasiana Pertama yg saya lupa password-nya dan Terverifikasi : http://www.kompasiana.com/sn web: www.sarinovita.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ulasan Novel Bertajuk "Orang-Orang Gila"

11 Maret 2018   13:10 Diperbarui: 11 Maret 2018   13:14 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang gila, mereka atau zaman? Membaca judul Buku "Orang-Orang Gila" pertanyaan itu langsung muncul. Kemudian, saya menerka-nerka bentuk kegilaan seperti apa yang ditulis Han Gagas dalam buku terbarunya ini.  Apakah persis dengan dugaan  kepala saya?

Cerita dibuka dengan kisah Marno yang berada di ruang isolasi rumah sakit jiwa. Dari ruang sempit, gelap, lembab dan bau itu, Marno kelaparan dan hanya mampu mendengar percakapan hembusan angin. Jika ada suara manusia pun, paling hanya menceritakan mengapa dia bisa sampai di sini. Setelah itu, suara-suara menjengkelkan itu hilang ditelan dinginnya malam.

Bagian berikutnya, kisah Marno masih berada di rumah sakit jiwa. Sosok-sosok lainnya muncul bersama rupa, perangai, dialog, dan perkelahian antar orang-orang gila. Yang sering dilerai para perawat, atau  malah bikin mereka tertawa ngakak sampai semua yang ada di sana tertawa bersama, mentertawakan kegilaan.Namun, saya sarankan untuk tidak berpikir bahwa buku ini hanya berkisah orang-orang gila di rumah rehabilitasi kesehatan mental. Sebab, bab-bab selanjutnya  bakal membuat kita kembali menatap peristiwa-peristiwa ganjil, indah maupun perih, yang melibatkan emosional, dan itu terjadi pada orang lain. Lalu, kita kembali mengingat peristiwa dan nasib kita sendiri.

Tujuh belas bab disuguhkan silih berganti antara tokoh Marno dan Astrid yang dirangkai alur maju-mundur kemudian linear. Diceritakan secara  gamblang tanpa melupakan riwayat masing-masing tokoh. Seperti kita ketahui penyakit mental selalu berhubungan dengan riwayat sejak masa kecil sampai dewasa. Historis yang terdapat benang-benang merah yang seringkali kusut dan sulit diurai.

Kisah riwayat tidak saja seputar para tokoh utama, tapi juga tokoh Tante Lisa yang kalau dalam film posisinya sebagai peran pembantu. Saat usianya baru beberapa hari di bumi, dia dibuang dan diletakkan di depan rumah. Sebuah rumah yang hampir semua penghuninya berprofesi pelacur. Tante Lisa-lah yang membantu Astrid ketika diusir dari daerah tempat tinggal dan mengurangi kepedihannya akibat pemerkosaan yang dialaminya berkali-kali. Tak heran, perjalanan hidup Astrid selalu di bawah bayang-bayang Tante Lisa---perempuan yang tak lagi muda dan pernah mencintai seorang penyair. Di hari tuanya,  dia menjadi germo setelah kurang laku, tapi masih punya daya tarik kuat.  Lalu Tante Lisa jatuh cinta pada seorang anak muda berprofesi pelukis---yang  membalas geloranya---dan   hobi membaca buku seperti Astrid.

Pun, Marno senang membaca buku dan tidak bosan berkali-kali menikmati karya Pramoedya Ananta Toer, Chairil Anwar, dan W.G. v.d. Hulst. Orang-orang gila macam apa yang ditulis oleh Han Gagas dalam bukunya ini?

Sekilas Kisah "Orang-orang Gila"

Astrid jadi senang berendam di kamar mandi dari pagi sampai malam. Melamun, menangis, putus asa, dan  kosong pikirannya. Saat kemurungannya berhenti, dia akan bernyanyi lagu apa saja dengan perasaan gembira. Juga membersihkan kotoran rumah berkali-kali. Meski sudah dibersihkan, bagi Astrid, lantai rumahnya masih saja terlihat kotor. Tetangganya tahu persis perilaku Astrid ini dan masih berdamai dengan hal ini. Suatu malam, Astrid kedatangan empat pria yang sengaja memperkosannya. Kejadian itu menambah kepedihan dan keanehan Astrid yang orang tuanya baru saja meninggal karena ditabrak kereta api.

Pada bagian riwayat Astrid, segala apa yang ada di pikirannya tumpah dan menjadi kebahagiaan semrawut dan perasaan yang kacau balau. Selanjutnya, cerita melompat, kembali ke Marno.Meski mengalami trauma dan gila, Marno bisa berpikir  untuk keluar dari rumah sakit jiwa, maka ia bersikap baik dan tidak bikin gara-gara. Usahanya ini berhasil. Lalu, riwayatnya muncul.

Berawal dari membaca banyak buku, Marno dan episodenya yang tak terduga, proses membacanya tidak berhenti. Ia terus berjalan, dari satu desa ke desa, dari satu kota ke kota lainnya, menggelandang. Suatu malam, cahaya bulan purnama merasukinya menjadi manusia yang berbeda dari sebelumnya dan mendapatkan kemampuan "membaca", hingga ia mencapai kecerdasannya.

Marno berwajah buruk, aneh, dan idiot, ditambah julukan "orang gila" dan "pembunuh", tapi satu kawasan dihidupkannya tanpa disadarinya. Sungai yang awalnya kotor menjadi bersih dan diikuti uang yang mengalir. Adanya wajah sungai yang baru, penduduk sekitar dan orang luar bisa berjualan dan mendapatkan kesejahteraan. Sedangkan kehidupan Marno menjadi cukup karena tanpa disadarinya, ia mampu membaca mimpi  sehingga orang-orang dari mana-mana datang berkunjung ke rumahnya yang berada di kolong jembatan. Mereka  menjadi pasiennya,  bertanya mimpi sekaligus berkonsultasi.Namun, suatu malam ia bermimpi didatangi lima pria yang membuatnya kembali menjadi gila dan gembel, lalu berjalan terus tanpa tahu di mana titik tujuannya. Meski, semburan cahaya dari purnama dilanjutkan kembali pada perjalanan yang berada di luar kekuasannya. Yaitu: garis hidup yang derita.Di lain sisi, Astrid melakukan hal sama, terus berjalan tanpa tahu ke dan di mana titik tujuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun