Mohon tunggu...
Sari Novita
Sari Novita Mohon Tunggu... Penulis - Imajinasi dan Logika

Akun Kompasiana Pertama yg saya lupa password-nya dan Terverifikasi : http://www.kompasiana.com/sn web: www.sarinovita.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Memburu Kuliner Sulawesi dan Maluku

3 September 2015   01:59 Diperbarui: 3 September 2015   01:59 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daging Kacang Kenari yang tinggal seperempatnya saja

 

Semuanya dicicipi

Mendengar kuliner Sulawesi, pasti kita langsung teringat makanan Menado atau Makassar. Bila mendengar kuliner Sulawesi dan Maluku, pasti pikiran kita berkiblat ke hidangan laut. Tapi, kuliner Sulawesi tidah hanya dari Menado atau Makassar saja, masih ada propinsi lain di Sulawesi yang memiliki makanan khas. Contohnya saja Ayam Gagape yang berasal dari Sulawesi Tenggara – dan dimasak dengan kelapa dan susu. Kuliner Sulawesi dan Maluku pun tidak selalu berasal dari makanan laut.

 

Ayam Gagape, Sulawesi Tenggara

Ayam Gagape ini, baru saya ketahui ketika mendapat undangan dari Signature Restaurant, Hotel Indonesia Kempinski. Menu kuliner yang memang sengaja dihadirkan dalam rangka mempromosikan kuliner Indonesia selama 5 minggu di Signature Restaurant. Selama 5 minggu menyuguhkan kuliner dari 5 pulau: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi (termasuk Maluku). Di minggu terakhir ini (2 September – 8 September 2015), Signature Restaurant mengangkat tema Sulawesi dan Maluku. Mengetahui kuliner Maluku akan digelar di awal September, tanpa pikir panjang, saya langsung membalas e-mail dari PR (public relation) Hotel Indonesia Kempinski dan menunjuk tanggal yang saya bisa hadiri. Alasannya cuma 1, bagi saya, masyarakat Indonesia tidak banyak tahu soal makanan Maluku, termasuk saya. Dan kuliner Maluku perlu dipopulerkan! Segeralah saya memburu kuliner Maluku di hari ini, 2 September 2015.

Klapetart & Palu Butung

Barongko, Makassar

Menu utama yang saya cicipi adalah desserts, terbalik dari kebiasaan atau tata cara makan formal atau alur makan para orang-orang kerajaan. Haha. Saat kali pertama mencari meja, saya melihat susunan gelas-gelas kecil dan kue yang sajikan di atas sendok, yang semuanya menarik perhatian karena warna-warni menonjol dari etalase dessert. Klapetart bersama kismis dan irisan kenari terlihat enak di mata saya. Setelah mencobanya, lumayanlah, meski terasa Rum-nya yang kencang.  Barangkali, mereka memang sengaja menyajikan Klapetart modifikasi. Selanjutnya, Sago Mangga Puding, Pala Butung, Tofu Pinacolada dan Green Tea Ivory, menu dessert yang saya rekomendasikan. Dan dessert paling enak jatuh pada Barongko, menu kudapan asal Bugis, berupa pisang yang dikukus dengan daun pisang. Barongko yang saya makan tidak seperti kue pisang lainnya yang keras terasa enek.

Tofu Pinacolada & Green Tea Ivory

Buruan saya, tentu tidak sampai di situ saja. Ikan Tuna Gohu, ikan tuna mentah asal Ternate, Maluku, salah satu favorite saya. Ikan tuna mentah dimakan dengan irisan cabai, bawang merah, dan tomat (persis sambal dabu-dabu), bagaikan menyantap Sashimi bersama sambal dabu-dabu. Rasanyanyummy sekali! Selain itu ada udang rebus yang disiram irisan tipis bengkuang dan kuah asam manis (seperti asinan). Ini rasanya segar sekali. Tidak mengecewakan. Kuliner Maluku yang saya temukan lagi  adalah Daging Kacang Kenari yang dipanggang dan bisa dimakan dengan sambal Roa, dan sambal Kohu-kohu (persis dabu-dabu, hanya dicampur cabai merah yang dihaluskan). Berikutnya, selain sambal Kohu,  dan pisang-ubi-singkong rebus, ada  sambal Colo-colo yang juga sambal berasal dari Maluku. Saya memakan ikan Seabass (bukan Kerapu) bersama sambal Colo-colo. O, ini enak sekali. Lalu, mana lagi kuliner dari Maluku? Saya menggelengkan kepala karena menurut saya tidak mungkin juga menghadirkan semua menu dari Maluku. Masih ada menu lain selain Maluku yang juga ingin diperkenalkan oleh Signature Restaurant.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun