Mohon tunggu...
Dela Nurlatifah
Dela Nurlatifah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Seorang Mahasiswi di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Kab. Bogor.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendapatan Nasional dalam Perspektif Ekonomi Islam

18 Maret 2024   16:59 Diperbarui: 18 Maret 2024   17:04 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam teori ekonomi makro, salah satu tolak ukur yang sangat penting adalah pendapatan nasional. Pendapatan nasional atau produksi nasional adalah angka statistik yang dinyatakan dalam satuan mata uang yang menunjukkan nilai akhir seluruh kegiatan ekonomi negara selama satu tahun.

Pendapatan nasional dapat didefinisikan sebagai jumlah total pendapatan yang diterima oleh masyarakat suatu negara dalam satu tahun atau jumlah total barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan perekonomian sebuah negara, pendapatan nasional memiliki peran yang sangat penting. Tingkat kemakmuran suatu negara dapat dilihat dari pendapatan nasionalnya. Semakin tinggi pendapatan nasionalnya, maka semakin baik kesejahteraan rakyatnya.

Satu hal yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lainnya adalah penggunaan parameter falah. Falah adalah keadaan kesejahteraan yang hakiki, yang melibatkan komponen-komponen rohaniah. Dalam Islam, "Al-Falah" mengacu pada gagasan Islam tentang manusia. Oleh karena itu, seluruh kegiatan duniawi termasuk dalam aspek ekonomi memiliki tujuan yang lebih luas daripada sekadar memenuhi tuntutan fisik jasadiyah. Selain memenuhi kebutuhan tubuh, kegiatan ekonomi juga berperan dalam memenuhi kebutuhan rohani dimana roh merupakan esensi manusia.

Terdapat empat hal yang dapat diukur dengan pendekatan pendapatan nasional berdasarkan ekonomi Islam:

1. Pendapatan Individu (Per Kapita) : Ini mengacu pada pendapatan rata-rata setiap individu dalam masyarakat. Pengukuran ini memperhitungkan pendapatan dari berbagai sumber, termasuk gaji, usaha, dan transfer sosial. Dengan memperhatikan pendapatan per kapita, kita dapat memahami sejauh mana masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka.

2. Ketidaksetaraan Pendapatan : Mengukur ketidaksetaraan dalam distribusi pendapatan adalah penting. Ekonomi Islam menekankan keadilan sosial dan mengurangi kesenjangan antara kaya dan miskin. Dengan memahami ketidaksetaraan pendapatan, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kesenjangan dan memastikan distribusi yang lebih adil.

3. Pengeluaran Publik : Pengeluaran pemerintah dan lembaga publik lainnya memainkan peran penting dalam kesejahteraan masyarakat. Ini termasuk pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan layanan sosial. Mengukur pengeluaran publik membantu kita memahami sejauh mana negara berinvestasi dalam kesejahteraan rakyat.

4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) : IPM menggabungkan indikator seperti harapan hidup, pendidikan, dan pendapatan. Ini memberikan gambaran holistik tentang kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ekonomi Islam, IPM dapat diperluas untuk mencakup nilai-nilai moral dan spiritual.

Dari  keempat hal inilah yang membantu kita melihat lebih jernih dan tidak bias dalam mengevaluasi tingkat kesejahteraan masyarakat berdasarkan pendekatan ekonomi Islam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun