Mohon tunggu...
Dela
Dela Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Prodi S1 Ilmu Keperawatan

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Berbagi Kebahagiaan: Bahagia Itu Sederhana

28 Desember 2020   16:00 Diperbarui: 1 Januari 2021   17:54 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika dirimu dilanda kesedihan, ketidakadilan, dan kekecewaan yang dalam. Bukan berarti dirimu tidak mempunyai kebahagiaan. Kebahagiaan itu tetap ada, hanya saja rasa sedih dan kecewamu itulah yang menutupinya.

Setiap manusia pasti memiliki masalah hidupnya masing-masing bukan? Ya, seperti saya yang tidak akan pernah bisa menghindarinya. Masalah adalah salah satu proses menuju kedewasaan.

Dari teman-teman yang awalnya sedekat nadi, sekarang sejauh matahari karena prioritasnya sudah berbeda, diri ini yang sudah tidak memedulikan perkataan orang lain, dan hal-hal yang tidak bermanfaat lagi, serta semakin sadar bahwa tidak akan ada yang bisa mengerti diri ini selain diri sendiri. Betul bukan? 

Namun, bukan berarti seseorang yang sering kali dilanda rasa sedih, kecewa, dan ketidakadilan itu tidak pernah merasakan kebahagiaan. Mereka juga selalu merasakan kebahagiaan itu dengan caranya sendiri bahkan bila kita mengetahuinya, kebahagiaannya sangat sederhana sekali.

Memberikan senyuman, membantu orang lain yang tidak kita kenal dengan memberikan sedikit kelebihan rezeki yang kita punya, memberikan pinjaman handphone kepada teman untuk menghubungi orang tuanya, mengajarkan teman dalam belajar, menyantuni anak yatim, mendengarkan seseorang dalam menyampaikan keluh dan kesahnya, atau bahkan hanya dengan bercerita lucu untuk membuat sekitar kita ikut tertawa.

Mungkin, untuk sebagian orang merupakan hal yang biasa sekali atau bahkan mereka tidak menyadari bahwa hal-hal sederhana itulah yang terkadang sangat membantu orang lain atau tanpa sadar kita telah berbagi kebahagiaan kecil ini.

Banyak orang yang terlalu fokus dengan kebahagiaan-kebahagiaan besar atau terlalu sibuk mengejar kebahagiaan yang belum pasti, sehingga ia lupa bahwa terdapat banyak kebahagiaan kecil yang selalu menyertainya.

Saya pernah mendengar kalimat “kebahagiaan itu bukan dilihat dari seberapa banyak harta yang kita miliki atau bahkan seberapa luas jaringan teman yang kita punya. Kebahagiaan adalah ketika banyak manfaat atau senyuman yang kita berikan kepada orang lain.” Semakin banyak manfaat yang kita berikan kepada orang lain, semakin banyak kebahagiaan itu muncul dari diri kita dan untuk orang lain.

Selain itu, kebahagiaan adalah ketika mampu menghargai diri kita sendiri dan menerima semua hal yang terdapat pada diri ini, termasuk kelebihan dan kelemahan yang kita miliki. Dulu saya pernah berpikir bahwa bahagia adalah ketika bisa mewujudkan segala hal yang diinginkan dan melakukannya dengan berbagai cara.

Bahkan saking ambisiusnya mengejar segala keinginan tersebut, saya sampai lupa untuk istirahat dan meluangkan waktu untuk melihat dunia di luar sana. Ternyata semua itu salah karena apa daya kita memiliki semua hal yang diinginkan, tetapi kita saja tidak bahagia. Justru dengan menghargai dan menerima diri ini, hidup akan terasa lebih indah, nyaman, dan damai.

Bahagia itu sangat sederhana sekali ya. Tidak perlu berlari kencang untuk mendapatkannya, cukup dengan melihat dan lebih peka terhadap diri sendiri serta sekitar. Tidak perlu mengejar fananya dunia hingga melupakan semua hal indah yang terdapat di sekeliling kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun