Meski berbagai program pemerintah tentang sanitasi dan pembangunan sarana air bersih sudah banyak digalakan di daerah. Namun, bagi masyarakat desa Karangkamulyan Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak Banten, masih sangat sulit untuk mengaksesnya. Dari hasil pantauan kami pada Senin, 21 Juni 2014, kondisi ini sangat memprihatinkan. Mengingat kesehatan masyarakat akan terganggu dengan perilaku yang dapat dibilang cukup mencengangkan.
Menurut keterangan penduduk Di desa Karangkamulyan, sumber mata air di desa ini hanya ada satu sumber mata air resapan. sumber mata air tersebut hanya ada jika musim penghujan tiba. Jika hujan sudah tidak turun, maka masyarakat tidak akan mendapatkannya lagi. Hanya 42 keluarga yang menggunakan sumber air ini karena mereka cukup memiliki dana untuk mengalirkan air kerumah mereka masing-masing menggunakan selang.
Karena terbatasnya sumber air, sebanyak 389 keluarga menggunakan sumur gali untuk mengakses air bawah tanah. Sedangkan yang lain menggunakan air sungai untuk konsumsi sehari-hari yaitu sebanyak 555 keluarga.
Untuk kesehatanKondisi masyarakat di desa ini cukup memprihatinkan, ada dua indikator yang mendukung pernyataan ini. Pertama, masih ada kasus gizi buruk di Kp.Cimanggu Desa karangkamulyan sebanyak satu kasus. Aparat desa menjelaskan hal ini sudah ditangani pihak puskesmas dan dinas kesehatan. Yang kedua adalah kebanyakan masyarakat masih tidak memiliki fasilitas MCK untuk buang air kecil dan besar. Hanya 212 keluarga yang memiliki WC yang sehat. Sebanyak 774 Keluarga terbiasa buang air besar di sungai, parit, kebun dan hutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H