Mohon tunggu...
Cerpen

Teaser

11 April 2016   21:09 Diperbarui: 12 April 2016   17:12 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku terus berjalan menyusuri jalan yang sunyi tanpa ada kehidupan yang terdengar. Yang ada di mataku hanya bangunan-bangunan nan indah berdiri kokoh dengan keunikannya. Sembari berjalan, aku mencoba berteriak dan memanggil-manggil siapapun yang terlintas di kepalaku. Aku berpikir apakah aku tersesat? Akan tetapi bila aku tersesat, aku pasti akan merasa asing dengan jalan ini. Tapi aku merasa sangat mengenal jalan ini.

Aku terus berjalan dan berjalan. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk beristirahat sebentar. Aku berjalan menuju salah satu teras bangunan yang kosong. Aku pun duduk di teras tangga bangunan ini. Aku duduk sambil menyelonjorkan kakiku yang capek ketika kugunakan untuk terus berjalan menyusuri jalanan di depanku. Aku melihat-lihat sekeliling sembari mengagumi keindahan bangunan-bangunan ini. Dan aku berpikir, mengapa tidak ada kehidupan disini? Padahal bangunan-bangunan disini sangatlah indah dan unik. Aku benar-benar tidak habis pikir dengan orang-orang yang membangun bangunan-bangunan ini.

Aku memutuskan untuk berjalan kembali menyusuri jalanan di depanku ini. Aku terus berjalan dan berjalan. Ditengah-tengah aku berjalan dan mengagumi keindahan serta keunikan bangunan-bangunan disisi kanan dan kiriku, ada seekor kupu-kupu berwarna biru putih yang terbang melintas di depanku. Aku mencoba untuk mendekatkan jari telunjukku ke arah kupu-kupu tersebut. Dan ketika jari telunjuk ini telah mendekat ke arah kupu-kupu biru putih ini, kupu-kupu tersebut hinggap di jari ini. Aku melihat kupu-kupu biru putih tersebut dengan seksama. Sungguh indah kupu-kupu ini, kataku dalam benak. Setelah itu, kupu-kupu nan cantik tersebut terbang dan menghilang entah kemana. Kemudian aku melihat sekeliling dan berpikir, apakah aku sedang bermimpi? Apakah aku sedang berada di dunia lain? Kenapa jalan ini sangat sepi dan tidak ada kehidupan sama sekali? Dan sekalinya ada kehidupan hanya seekor kupu-kupu dan kemudian kupu-kupu tersebut terbang dan menghilang entah kemana. Aku bergidik takut dengan pikiranku. Aku memutuskan untuk berjalan lagi dan berdoa semoga jalan ini ada ujungnya.

Aku terus berjalan hingga aku melihat sebuah bangunan yang benar-benar tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata akan keindahan bangunan ini. Aku berjalan ke arah bangunan tersebut. Tepat di depan bangunan ini, aku berdecak kagum dan secara tidak sadar bibirku membentuk sebuah lengkungan. Aku mulai berjalan memasuki teras bangunan ini. Aku berjalan sangat pelan sembari melihat setiap detail relief yang ada di setiap sisi tangga teras. Aku sekarang berdiri tepat di depan pintu bangunan ini. Aku melihat setiap inchi ukiran di pintu tersebut. Sungguh-sungguh indah sekali ukiran pada pintu ini. Aku memegang gagang pintu tersebut dan mencoba untuk membukanya. Tapi kuurungkan niat tersebut. Kemudian aku berjalan mundur dan berbalik badan.

Aku memutuskan untuk melanjutkan perjalananku meyusuri jalanan yang ada didepanku. Tapi saat aku baru berjalan lima langkah meninggalkan bangunan tersebut, muncul kupu-kupu cantik yang aku lihat tadi. Kupu-kupu cantik tersebut terbang ke arah bangunan yang ada di belakangku. Aku berbalik dan mengikuti kupu-kupu tersebut. Kupu-kupu tersebut terbang ke arah pintu bangunan itu dan menghilang. Aku berjalan mendekati pintu bangunan itu. Aku memegang gagang pintu tersebut sembari mengumpulkan keberanianku. Karena aku benar-benar penasaran dan takut dengan semuanya ini, mulai dari jalan yang tidak ada ujungnya, tidak adanya kehidupan, dan seekor kupu-kupu biru putih cantik yang tiba-tiba muncul kemudian menghilang. Setelah keberanian ini terkumpul, aku mendorong sangat pelan pintu tersebut. Pintu secara perlahan terbuka dan sedikit demi sedikit seberkas cahaya menyapa wajahku. Dan ketika pintu ini benar telah aku buka lebar, mataku langsung melebar dan bibirku melengkung dengan sendirinya. Tepat di depan mataku ini terdapat sebuah taman bunga yang benar-benar indah dan puluhan ekor kupu-kupu biru putih yang sangat cantik terbang kesana-kemari. Aku berjalan menuruni tangga dengan sedikit mengangkat gaun yang aku kenakan dan berjalan memasuki taman tersebut. Aku berjalan ke tengah taman sembari menari-nari kecil dan tersenyum bahagia serta memegang bunga-bunga nan indah ini. Tidak lama kemudian terdengar suara...

Cut! Good job!”. “Wah! Acting mu sangat bagus Nisa. Kamu benar-benar cantik, natural dan mature.”. “Terima kasih pak sutradara. Semua ini juga berkat arahan dari pak sutradara dan tim yang lainnya juga.”. “Kalau begitu kamu sekarang bisa beristirahat.”. “Oke pak. Terima kasih. Saya permisi dulu”. Aku berjalan menuju ruang make up untuk berganti baju dan membersihkan make up yang menempel di wajahku ini. “Hah! Akhirnya selesai juga syuting untuk teaser music video ku ini.”, omongku sembari berjalan ke arah ruang make up. “Wah! Kak Nisa tadi cantik banget. Natural banget kak. Dan acting kakak tadi juga bagus banget!”, celoteh asistenku yang berjalan beriringan denganku menuju ruang make up. “Terima kasih Rita. Ini juga berkatmu juga yang telah membantuku ketika latihan.”, jawabku sambil tersenyum manis ke arah Rita, asistenku yang setia menemani dan membantuku dalam hal apapun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun