Mohon tunggu...
Deki.R.Abdillah
Deki.R.Abdillah Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Kolumnis, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Jambi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyoal Diskursus Matinya Gerakan Mahasiswa Millenial

31 Agustus 2018   14:08 Diperbarui: 31 Agustus 2018   14:29 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gerakan politik itu tidak bisa dimaknai lewat satu perspektif saja, terlebih di era reformasi ini. Setiap mahasiswa mempunyai caranya sendiri dalam berjuang dan tentu saja perjuangan tersebut tidak bisa disamakan dengan dengan mahasiswa generasi sebelumnya.

Teknologi memang memegang peranan penting dalam gerakan mahasiswa millenial, contohnya saja musibah gempa yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dalam waktu yang relatif singkat semua elemen masyarakat khususnya mahasiswa bergerak melakukan penggalangan dana untuk membantu saudara kita yang terkena musibah tersebut. 

Tentunya hal ini disebabkan oleh cepatnya informasi yang beredar baik di TV atau media sosial, sesuatu hal yang tidak terjadi dimasa orde baru dimana kebebasan berkumpul dan berpendapat masyarakat sangat dibatasi.

Sekali lagi, tulisan ini tidak bermaksud untuk mendiskreditkan apa yang telah diberikan dan diperjuangkan oleh mahasiswa generasi terdahulu, tulisan ini hanya sebagai salah satu "pembelaan" penulis sebagai mahasiswa millenial yang selama ini dianggap tidak mempunyai gerakan nyata bagi masyarakat. 

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua mahasiswa digenerasi ini menjalankan tugas dan fungsi mereka sebagaimana mestinya, bahkan kebanyakan dari mereka tumbuh menjadi mahasiswa apatis yang tidak peduli akan apa yang menjadi persoalan bangsa hari ini.

Pada akhirnya menjadi harapan penulis dan kita semua pada umumnya, bahwa generasi millenial yang ada hari ini dapat tumbuh dan berkembang menjadi calon pemimpin-pemimpin bangsa di masa yang akan datang, biarkan generasi ini berkreasi dan berjuang dengan cara mereka sendiri, selama itu untuk kepentingan masyarakat bersama rasanya hal itu tidak akan menjadi masalah. Perbedaan cara berjuang tidak akan pernah menjadi masalah, yang menjadi masalah adalah ketika tujuan perjuangan itu tidak lagi sama.

Penulis adalah Kolumnis, Saat Ini Menjabat Sebagai Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Jambi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun