Mohon tunggu...
Deki Perdana
Deki Perdana Mohon Tunggu... Nelayan - Nelayan

Pemungut hikmah yang belajar mencintai kanjeng Nabi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tersangka Perbuatan Dosa

2 Juli 2023   13:26 Diperbarui: 2 Juli 2023   13:33 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jumat siang ini, saya mengira khatib akan bicara perihal puasa arafah besok dan ibadah haji pada bulan zulhijah ini. Yang mengenang perjuangan ibrahim, ketegaran hajar dan pengorbanan ismail. Tokoh kunci dalam ibadah haji itu. Ternyata saya salah. Khatib bicara perihal dosa.

Dosa terlanjur menjadi kata yang lapuk artinya. Dosa identik dengan lupa mengerjakan shalat, malas membaca Quran, dan bergaul dengan perempuan yang bukan muhrimnya. Bahkan dosa makin vulgar dalam bentuknya.

Ada buku yang yang menghantui rasa keimanan saya. Karya Mahfouz dan Fyodor Dostoyevsky. Dua karya itu bertanya-tanya perihal dosa. Untungnya, sy tidak hanya membaca buku tentang dosa dan neraka. Tapi juga karya sastra, ekonomi, tafsir hadis dan filsafat. Hingga ada perbandingan lewat penalaran logika, perihal dosa.

Saya selalu tertegun jika mengingat bagaimana Raskolnikov diburu oleh "pembenaran" sekaligus kesalahan dalam melakukan pembunuhan. Tiba-tiba kebimbangan Raskolnikov menyelimuti diri saya dalam menyaksikan segala fenomena apa yang kebanyakan orang bersuara tentang dosa, seperti yang di ualng-ulang khatib itu.

Dosa menjadi kata paling tepat untuk mendiamkan anak yang sedang gaduh. Dosa itu bukan hanya kata sifat, tapi disitu juga berdampingan dengan segala bentuk kesengsaraan yang menimpa badan.

Bayangkan jika kisah tentang neraka memuat segala bentuk teknologi yang menyakitkan. Ada lidah dipotong dan tangan disetrika. Itulah imbalan yang layak untuk manusia yang kehidupan berbalut dengan dosa.

Hidup lagi-lagi bukan hanya perihal pahala dan dusta. Kehidupan lebih kaya dari itu. Kehidupan tidak hanya diramaikan dengan kebajikan-kebajikan besar. Melainkan perilaku sederhana, tapi indah.

Benarkah mereka lupa mengerjakan perintah Tuhan akan jadi tersangka perbuatan dosa? Lalu bagaimana terbebas dari vonis tersangka perbuatan dosa itu? Di ranah keyakinan, tobat adalah putusan yang harus dijalankan. Namun, sesederhana itu kah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun