Mohon tunggu...
Dekha Anggareska
Dekha Anggareska Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Teknik Informatika ITB 2010 | @KalbuIndramayu @akumaukuliah @hmif_itb | IT, Football, Reader/Writer, Traveller, Social Movement |\r\nTwitter : @dekhangga |\r\nWebsite : http://dekhaanggareska.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urgensi Kritik

7 Agustus 2012   12:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:07 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada sebuah dimensi kehidupan, kritik dapat menjadi alarm peringatan bagi sesorang atau pihak-pihak yang dikritisi untuk dapat memperbaiki sikap atau tindakannya. Dengan melakukan kritik, maka secara sadar ataupun tidak, seseorang tersebut ingin memperbaiki kualitas tindakan orang yang dikritiknya.Kritik tidak sama dengan melakukan celaan ataupun fitnah. Fitnah adalah cara-cara kotor yang dilakukan oleh seseorang dengan cara mengada-ada tentang orang lain, artinya orang yang memfitnah melakukan kebohongan terhadap kejadian yang sebenarnya demi menghancurkan lawan secara total. Sementara kritik adalah memberikan argumen atau pendapat tentang sikap yang ditampilkan oleh seseorang.

Kritik dalam suatu kehidupan sangatlah penting adanya. Jika tidak ada yang melakukan kritik, bagaimana mungkin kita bisa mengetahui kekurangan kualitas kita sehingga ke depannya bisa memperbaiki kualitas diri? Melalui kritik yang dilancarkan, maka secara sedikit demi sedikit kekurangan dapat diubah menjadi sesuatu yang lebih berkualitas. Oleh karena itu, tidak tepat jika kritik dikatakan sebagai bentuk sikap negatif. Tidak tepat jika kita menghindari adanya kritik.

Melakukan kritik yang membangun sebenarnya juga masuk kategori sikap yang baik. Melalui kritiklah, maka masing-masing pihak bisa mengevaluasi dirinya, sehingga bisa membawa perbaikan ke depannya. Kritik itu ibarat obat kehidupan. Meski pahit, tapi ia dapat menyehatkan dan memperbaiki keadaan.

Oleh karena itu, jika ada yang beranggapan bahwa sebaiknya kita jangan terlalu sering mengkritik seseorang, mengkritik atasan, mengkritik pejabat, bisa dinilai anggapan tersebut salah. Kalau kita tidak mengkritik mereka, lalu siapa yang bisa? Siapa yang bisa mengingatkan. Terlebih kita tidak boleh diam saja sepakat dengan semua keadaan. Kritiklah apa yang perlu dikritik dan jangan pernah takut untuk menghadapi kritik. Berkatalah, karena dengan melakukannya kita bisa memperbaiki kualitas kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun