Mohon tunggu...
DK Putra
DK Putra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Katalis

mahakecil aku || setengah buih, separuh debu || buanglah sampah pada tempatnya!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Seberang Menara Gading

15 Januari 2021   14:46 Diperbarui: 15 Januari 2021   15:06 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: pixabay.com | THOMAS WOLTER)

Basah atap daun nipah, menaungi seisi rumah.
Getir asa, ngilu doa, saling ikat merupa jala
'tuk menjaring nafas dan nyawa saban hari. 

Laju langkah menyasar seluruh arah.
Derap berkecipak meretas genangan nasib.
Kadang menjumpai riang, kadang lebih malang
seiring alunan senandung rindu akan nasi tiga kali sehari. 

Sorot mata duka menyibak tirai hujan.
Mencari-cari, mengais-ngais,
mungkin saja ada rembulan yang bisa dipungut, walau separuh.
Atau barangkali remah-remah awan, yang belum sempat disapu matahari. 

Di seberang jalan, menara gading mengangkang.
Tinggi. Tinggi sekali.
Sekecil apakah rerumputan dilihat dari sana?
Atau, masihkah dianggap ada?
 

Sunyi! Hanya ada lautan sunyi.
Suara-suara yang tak punya tempat, cepat lenyap dilahap senyap.
Gema derita hilang bunyi, tandas dilumat kelakar si tuan. 

Pulang. Hanya pulang. Satu-satunya sisa tujuan. 

15 Januari 2021

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun