Secangkir kopi hangat, melarutkan malam dan engkau.
Kental, dengan aroma nan aduhai. Kalau sudah begini,
jarak tempuh dari kantuk ke tidur, terasa begitu jauh.Â
Sementara itu, tik-tok jam dinding antik di ruang tamu
masih terdengar parau, sebab belum juga sembuh
dari flu yang berkepanjangan.Â
Laun, sepi meninggi, melambungkan isi kepala.
Lantas, kupetik sepercik api dari matamu.
Lalu kusulut sebatang rindu.
Lagi, lagi, dan lagi.Â
Maklumlah, namanya juga candu.
Terlebih, karena rindu bebas dari cukai,
maka dengan bahagia, kuhisap sepuas-puasnya.
7 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H