Udara sejuk. Dataran rumput terhampar. Langit biru. Lantas kurang apa!
Mendadak senja. Lalu terserap segala. Padahal siang berlalu tanpa cicit burung dan canda-tawa anak-anak desa.
Ini mimpi ataukah nyata? Tak ada suara. Hening asing menikami segala sudut.
Kala terpana. Sesekali disekanya luka. Di malam itu hingga pagi lagi ia sibuk menidurkannya.
Dekartzistic, 14062014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!