Desa Gandu, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk – Pada hari Senin, 15 Agustus 2024, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan kegiatan sosialisasi berjudul "Stevia: Si Manis Alternatif Pengganti Gula". Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat tentang manfaat tanaman stevia sebagai pemanis alami yang bebas kalori, terutama bagi mereka yang memiliki masalah dengan kadar gula darah tinggi.
Stevia merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan, khususnya dari Paraguay dan Brasil. Penduduk asli Guarani di sana telah memanfaatkan daun stevia sebagai pemanis alami selama berabad-abad. Pada akhir abad ke-19, seorang ahli botani Swiss bernama Moisés Santiago Bertoni menemukan dan meneliti tanaman ini, yang kemudian dikenal luas sebagai sumber pemanis alami. Daun stevia mengandung senyawa yang disebut steviol glikosida, yang memiliki rasa manis hingga 200 hingga 300 kali lebih manis dari gula biasa, tanpa kandungan kalori.
Manfaat utama stevia adalah kemampuannya untuk memberikan rasa manis tanpa menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Ini membuat stevia menjadi pilihan yang sangat baik bagi penderita diabetes, mereka yang sedang diet, atau yang ingin mengurangi konsumsi gula berlebih dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi stevia tidak mempengaruhi kadar insulin, sehingga aman digunakan oleh penderita diabetes tipe 2.
Pada sosialisasi ini, mahasiswa KKN menjelaskan bahwa tanaman stevia dapat diolah dalam beberapa bentuk. Daunnya dapat dikeringkan dan dihaluskan menjadi bubuk, atau diekstraksi menjadi bentuk cairan yang dapat digunakan sebagai pemanis dalam berbagai produk makanan dan minuman. Proses pengolahan daun stevia tergolong sederhana. Untuk membuat bubuk stevia, daun-daun segar cukup dikeringkan di bawah sinar matahari, lalu ditumbuk atau digiling hingga halus. Hasil bubuk ini dapat langsung digunakan sebagai pengganti gula dalam teh, kopi, atau makanan lainnya. Untuk membuat ekstrak cair, daun stevia direndam dalam air panas selama beberapa waktu, lalu cairannya dipisahkan dan digunakan sebagai pemanis cair.
Selain manfaat dan cara pengolahan, mahasiswa KKN juga memberikan informasi tentang cara membudidayakan tanaman stevia. Stevia dapat ditanam di pekarangan rumah dengan kondisi tanah yang gembur dan subur serta memiliki drainase yang baik. Tanaman ini lebih menyukai lingkungan yang hangat dengan paparan sinar matahari yang cukup. Bibit stevia dapat diperoleh dari biji atau stek batang. Stevia yang ditanam dari biji biasanya memerlukan waktu sekitar 1-2 minggu untuk berkecambah. Setelah itu, perawatan rutin berupa penyiraman dan pemangkasan diperlukan agar tanaman tumbuh subur dan optimal.
Untuk menjaga kualitas tanaman, stevia juga perlu dijaga dari serangan hama dan penyakit. Pemanenan daun stevia bisa dilakukan ketika tanaman berusia 3-4 bulan, dengan memetik daun yang sudah cukup besar dan matang. Daun yang telah dipanen dapat langsung dikonsumsi atau dikeringkan untuk penyimpanan jangka panjang.
Sosialisasi ini terbagi menjadi dua sesi utama. Pada sesi pertama, seorang dokter yang terlibat dalam forum Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) menjelaskan mengenai bahaya gula darah tinggi dan dampaknya terhadap kesehatan. Dokter tersebut memberikan penjelasan rinci mengenai risiko konsumsi gula berlebihan, seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas. Dokter juga memberikan panduan mengenai cara mengatur pola makan yang sehat, termasuk penggunaan stevia sebagai alternatif pengganti gula.
Sesi kedua diisi oleh mahasiswa KKN yang memberikan materi tentang tanaman stevia, mulai dari sejarahnya, manfaatnya, hingga cara menanam dan mengolahnya. Para peserta juga mendapatkan bibit stevia yang bisa ditanam di rumah. Mahasiswa berharap dengan adanya pembagian bibit ini, masyarakat dapat mencoba menanam sendiri tanaman stevia dan memanfaatkannya sebagai pemanis alami.
Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki masalah dengan gula darah tinggi. Dengan pengenalan stevia sebagai alternatif pengganti gula, diharapkan masyarakat dapat mulai beralih dari konsumsi gula biasa yang tinggi kalori ke pemanis alami yang lebih sehat. Mahasiswa KKN juga berharap sosialisasi ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memilih makanan dan minuman yang lebih sehat untuk kehidupan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H