Peran ekolinguistik adalah menganalisis teks untuk mengungkap cerita-cerita yang mendasarinya, dan kemudian mempertimbangkan dengan hati-hati bagaimana mereka mendorong kita untuk bertindak.Â
Jika kita menemukan cerita yang mendorong penghormatan dan kepedulian terhadap ekosistem yang mendukung kehidupan maka perlu dipromosikan, dan jika mendorong perusakan ekologis maka perlu dilawan.Â
Dari sini, kita bisa melihat komitmen keterlibatan ekolinguistik untuk mengabarkan kepada khalayak luas tentang cerita-cerita yang berpotensi merusak alam dan mengancam kehidupan manusia ataupu cerita-cerita yang perlu dipromosikan secara lebih luas.Â
Resistensi yang bisa dilakukan ekolinguis adalah menunjukkan cerita-cerita yang berkepentingan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak individu dan publik, sehingga mereka diharapkan memiliki kesadaran untuk melawan wacana dan ideologi yang merugiakan masyarakat luas.Â
Sebaliknya, ketika ekolinguis menemukan cerita-cerita yang bisa mempengaruhi tindakan positif manusia membangun harmoni dengan alam, ia pun wajib menyebarluaskannya.
Memahami Eko dan Linguistik dalam Ekolinguistik
Karena ekolinguistik menggabungkan ekologi dan linguistik, kita perlu memahami bagaimana ekologi (eko) diposisikan dan dipahami. Ekologi dipahami sebagai hubungan-berkelanjutan manusia dengan manusia lain, organisme lain dan lingkungan fisik, dengan orientasi normatif untuk melindungi sistem yang menjadi sandaran manusia dan bentuk kehidupan lainnya untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup mereka.Â
Dengan pemahaman ini, ekologi bukan hanya menekankan hubungan manusia dengan manusia, tetapi juga dengang makhluk hidup lain dan lingkungan fisik dengan tujuan yang jelas: melindungi ekosistem lingkungan yang menjadi tempat hidup manusia dan bentuk kehidupan lain di mana masing-masing dari mereka berhak untuk merasakan kebahagiaan dan kesejahteraan.Â
Dengan kata lain, bukan hanya manusia yang menjadi pusat, tetapi juga semua makhluk hidup dan lingkungan fisik/alam tempat berlangsungnya kehidupan.