Kami menyaksikan, masa demi masa, manusia mendamba keindahan semesta ketika lapis-lapis kejenuhan dari ruang-ruang gemerlap  di kota menuntut penutasan: berharap luruh segenap sedih, berharap musnah bertumpuk gelisah. Bukan itu. Bukan ribuan simulasi pada wajah dan senyum yang dipaksa bersama hamparan kata seolah begitu perkasa, rapuh sejatinya berkuasa.Â
Kami mendengar, tahun demi tahun, orang-orang terhomat mengintip dari bilik-bilik perjanjian sembari berharap saudara-saudara kami punah di tengah kemarau panjang, di tengah kerakusan manusia-manusia serakah mengobarkan dongeng kesejahteraan. Bukan demi orang-orang miskin yang selalu saja diatasnamakan, tetapi istana megah untuk para pemburu yang selalu ingin tertawa dalam kemenangan atas semesta.Â
Ini kidung kami yang dibawa semilir angin dan bintang-gumintang menuju nirwana. Kiranya, berjuta batin masih menghayati keindahan di tanah ini: bersama cinta yang menghancurkan kehendak untuk menghapus jejak dan kebahagiaan yang direkam dalam narasi panjang waktu yang masih terus bergerak.Â
Baluran, 19 Juli 2022
ROMANSA DI UJUNG BARAT
UNTUKBersama harum tanah perdikan yang menghidupkan bermacam kisah, sejumput debu aku pungut untuk menembangkan gending di ujung barat: di sini perjuangan adalah kesungguhan menatap gempita kehendak untuk mengubur sejarah panjang tentang kehidupan. Semoga di sana masih ada hangat pepuji untuk rindu yang perlu diceritakan kepada embun yang mencumbu debu.Â
Pada sebuah masa ketika rintik gerimis adalah keniscayaan senja, kita akan bercengkrama tentang cinta yang begitu bersahaja, yang dipeluk tumpukan demi tumpukan daun dan ranting kering dari waktu ke waktu. Saat itulah kita tahu bahwa humus adalah keabadian yang selalu menumbuhkan harapan membuncah bersama matahari di ujung timur.Â
Untuk sebuah romansa yang dikabarkan angin samudra, aku ingin mengajakmu bercengkrama bersama cangkir demi cangkir kopi yang diseduh untuk berjuta kata dalam bibir basahmu. Tak usah risau bersandar pada keyakinan, masih ada bahagia yang disimpan berjuta batang pohon untuk kita dan semua yang memaknai semesta sepenuh hati, seperti alunan nada lembut yang dipantulkan rambutmu yang terurai.Â
Baluran, 19 Juli 2022