Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Bendung Pondok Walu: Peninggalan Politik Etis untuk Pertanian Jember

13 Juli 2022   13:53 Diperbarui: 16 Juli 2022   15:45 1828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sisi timur Bendung Pondok Waluh. Dok. penulis

Kanal utama bagian timur Bendung Pondok Waluh. Dok. penulis
Kanal utama bagian timur Bendung Pondok Waluh. Dok. penulis

Kehadiran Bendung Pondok Waluh telah memunculkan desa-desa di kawasan pertanian. Tentu saja, banyak cerita tentang permasalahan dan dinamika pertumbuhan sosial, ekonomi, dan budaya di desa-desa tersebut. 

Termasuk, bagaimana masyarakat terus berusaha menjalani sebagian budaya lokal Jawa di tengah-tengah hasrat mereka untuk menjadi modern melalui pertanian warisan kolonial dan praktik konsumsi budaya modern dalam kehidupan sehari-hari. 

Menilik dinamika tersebut, Bendung Pondok Waluh dan bendung-bendung lain di Jember, selain terus difungsikan untuk keperluan irigasi juga bisa didesain untuk menjadi wisata warisan kolonial (colonial heritage tourism). 

Para pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum bisa diajak untuk mengunjungi bendung yang bisa diakses dari arah Kecamatan Tanggul, Kencong, Gumukmas, Jombang, ataupun Semboro ini. 

Tempat kendali air Bendung Pondok Waluh. Dok. penulis
Tempat kendali air Bendung Pondok Waluh. Dok. penulis

Mereka bisa diajak untuk mengenal teknologi Belanda di era kolonial yang cukup membantu untuk mengalirkan air sungai alami di Jember sehingga bisa bermanfaat untuk pertanian. 

Selain itu, informasi sejarah pertanian di kawasan yang dialiri air dari Bendung Pondok Waluh dari kolonial hingga masa kini bisa disampaikan, sehingga para wisatawan bisa memiliki pengetahuan komprehensif. 

Dinamika sosial, ekonomi, politik, dan budaya masyarakat perlu juga dipaparkan, sehingga para wisatawan bisa memahami bagaimana kontribusi bangunan irigasi yang mungkin dalam pikiran mereka sekedar berfungsi mengairi sawah, ternyata berperan penting dalam terwujudnya banyak desa. 

Seorang pengunjung menikmati Bendung Pondok Waluh. Dok. penulis
Seorang pengunjung menikmati Bendung Pondok Waluh. Dok. penulis

Para wisatawan yang ingin istirahat bisa disediakan kafe atau warung di lahan kosong dekat bendung. Makanan dan minuman khas bisa disajikan sebagai bagian keunikan wilayah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun