Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menjelang Cahaya di Pasir Putih

9 Juli 2022   23:55 Diperbarui: 10 Juli 2022   00:06 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasir Putih Situbondo. Dok. penulis

Dalam remang pagi, cahaya matahari baru saja menyusuri air yang begitu tenang memeluk cakrawala dalam percakapan panjang selalu saja berulang: kemenyatuan langit dan air tak perlu lagi diragukan, meskipun ada sebentuk garis yang memisahkan. Adapun angin gunung masih begitu hening menyaksikan nelayan mulai menyiapkan perahu, hendak membentangkan layar, menyambut orang-orang yang ingin mengalami Pasir Putih.

Aku berjalan sendiri, mendengar jutaan kegembiraan dan kesedihan diputar  butir pasir putih bersama buih-buih yang selalu setia mencumbu mereka. Di sini, orang-orang melautkan bermacam celoteh tentang kehidupan: mengharapkan bahagia selalu mendekap jiwa mereka yang bergemuruh bersama rajutan-rajutan hasrat membuncah.  

Dok. penulis
Dok. penulis

Di atas pasir putih, ada kegembiraan yang dirangkai bersama bening semesta air, tetapi luka masih dibiarkan hidup dalam pikiran menggelepar. Disaksikan daun-daun kering dari gunung, kesedihan dilukis di atas bebatuan karang, ingin dilarutkan bersama ombak samudra, tetapi diabadikan ganggang dalam kisah-kisah sederhana.

Dok. penulis
Dok. penulis

Menjelang cahaya, ibu-ibu mulai membuka warung, menyiapkan cerita-cerita kecil bersama bisik daun-daun jati yang mulai mengeringkan diri mereka di musim kemarau. Harum kopi baru saja singgah di antara langkah-langkah kecil, bersama puji-pujian lirih menggelombangkan kegembiraan dan kesedihan. Semoga saja mereka bisa menari-nari bersama terik matahari, segera menjadi hujan yang tak pernah abai akan janji.

Pasir Putih Situbondo,  17 Juni 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun