Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ungkalan, Pesona Sungai dan Hutan di Jember Selatan serta Kemungkinan Pengembangannya

11 Maret 2020   21:38 Diperbarui: 11 Maret 2020   22:06 1517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Juga, tumbuhan perdu di sepanjang pinggir sungai menghadirkan kesejukan di pelupuk mata. Berulangkali Mas Eko mengutarakan rasa takjub: "seperti masuk ke dunia lukisan Romantisisme," begitu katanya. 

Tidak salah apa yang diungkapkan Mas Eko, aliran air yang tenang dan lanskap hijau di kanan dan kiri seperti menarik kami ke dalam dunia dongeng yang hanya bisa dinikmati melalui alam khayali. Nyatanya, mata, pikiran, dan batin kami bisa membuktikan bahwa itu semua ada dalam kehidupan nyata. Tidak jauh, 1 jam sekian menit perjalanan dari kota Jember.

dokpri
dokpri
Bagi, kami yang terbiasa dengan dunia kampus dan gemuruh kendaraan bermotor di jalanan kota Jember, menyusuri sungai memang menjadi sensasi tersendiri.

 Ada rasa takjub bercampur syukur yang bergemuruh ketika tangan kami menyentuh kecipak air sungai yang begitu bersahabat, hidung kami menghirup oksigen sebebas-bebasnya, mata kami menikmati hamparan keindahan visual tanpa rekayasa editing, dan hati kami merayakan kebahagiaan. 

Tentu, tidak ada ukuran material yang bisa menggantikan itu semua. Ratusan ribu, atau bahkan, jutaan rupiah, tak akan pernah mampu membeli keluarbiasaan peristiwa susur sungai tersebut.

dokpri
dokpri
Air tenang mulai agak bergelombang ketika perahu motor kami mulai menyentuh bibir muara sungai di Teluk Love, Payangan. Beberapa bukit ditumbuhi perdu dan rumput menjulang di hadapan kami. 

Di bukit-bukit itulah, para wisatawan domestik mencari spot foto yang instagramable. Pulau-pulau batu dan karang membentang seperti menjadi benteng alami dari ombak laut selatan. 

Keindahan Payangan itulah yang menjadikan warga saling berebut lahan parkir dan aneka usaha. Meskipun tingkat kunjungan sudah tidak seperti beberapa tahun lalu ketika masih booming. 

Bermacam faktor seperti kekurangnyamanan persoalan parkir yang dianggap terlalu mahal hingga kurangnya fasilitas publik menjadi masalah yang membuat para wisatawan domestik enggan lagi berkunjung. Untunglah kiranya masih ada saja wisatawan yang mau berkunjung.

Menyentuh muara di Payangan. dokpri
Menyentuh muara di Payangan. dokpri
 Tidak lama di muara, kami memutuskan untuk berputar balik. Kami kembali menyusuri sungai menuju Ungkalan. Kewajiban untuk menemukan lokasi yang sesuai untuk pertunjukan publik masih menanti. Kami pun kembali menyurusi sungai dengan gembira dan bahagia. 

Beberapa burung jalak yang sudah langka menyapa kami di pinggir sungai. Tentu saja momen tersebut menjadikan kami mengharu-biru. Bagaimana tidak, burung jalak yang banyak diburu para kolektor bisa kami jumpai di perjalanan. Mereka dengan asyik meminum air sungai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun