Mohon tunggu...
Metta Karuna
Metta Karuna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswata

saya sama sekali bukan seorang penulis, hanya ingin menyampaikan apa yang saya pikirkan ke dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Eropa Menghadapi Teror(is) ISIL

24 November 2015   22:42 Diperbarui: 24 November 2015   23:27 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

13 November 2015 ,  Paris diguncang  aksi teroris oleh sekelompok orang yang kemudian diakui sebagai anggota ISIL.

Dua orang tokoh dengan cepat membuat pernyataan.

Pertama ,  Marine Le Pen,  pemimpin Partai Front Nasional ,  partai oposisi di Prancis.

Terkait kasus teror ini,  Marine Le Pen justru mengeluarkan pernyataan(keras)  lebih dulu dibandingkan perdana menteri Prancis, François Hollande.  Tentu dapat dimaklumi dan  diraba maksud pernyataan Marine Le Pen,  yaitu untuk menarik simpati masyarakat dalam menghadapi pemilihan di Prancis dalam waktu tidak terlalu lama lagi.

Kedua,  Donald Trump,  kandidat kuat pemenang konvensi  partai republik Amerika Serikat.

Pernyataan Donald Trump  tentu saja juga untuk kepentingan kampanye.  Pencitraan, kalau di Indonesia .

Seperti sudah dimaklumi bersama,  pelaku teror adalah anggota ISIL ,  Islamic state in Iraq and Levant,  yang mengaku akan mendirikan daulah islamiyah,  yaitu negara berdasarkan (hukum agama) Islam. 

Sehingga ,  bisa dimaklumi pernyataan Marine Le Pen dan  Donald Trump agak senada ,  terutama dalam menyebut kaum islam atau muslim.

Salah satu  pernyataan senada meraka adalah bahwa mereka (jika mendapat kekuasaan) akan menutup semua mesjid (beraliran) radikal.

Hal menarik adalah bahwa tidak terlalu banyak aksi sentimen atau aksi anti islam atau muslim yang terjadi di Eropa.  Berita berita bahkan hampir sama sekali tidak menyebut kejadian teror ini secara rasial atau agamis.   Media media menyebut para teroris adalah warga negara Prancis tanpa menyebut keturunan asli mereka atau negara asal .  

Barangkali sikap matang demikian memang khas bangsa Eropa dan Amerika yang memang merupakan pelopor modernisasi dalam berbagai bidang di dunia ini .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun