Mohon tunggu...
Metta Karuna
Metta Karuna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswata

saya sama sekali bukan seorang penulis, hanya ingin menyampaikan apa yang saya pikirkan ke dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Air Mata Si Buaya Karena RUU Pilkada Langsung Kalah

27 September 2014   01:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:21 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

RUU pilkada sudah disahkan menjadi UU pilkada tadi subuh dan kalau "dalam hal rancangan undang undang yang telah disetujui  tersebut  tidak disahkan oleh presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undang undang tersebut disetujui,  rancangan undang undang tersebut sah menjadi undang undang dan wajib diundangkan "  ( kutipan dari pasal 20 ayat 5 UUD  45).

Pasal 20 ayat 5 ini menjadi menarik akibat "drama sinetron"  yang ditunjukkan fraksi partai demokrat.  Pada awalnya fraksi demokrat ini gigih mendukung opsi pilkada melalui DPRD,  padahal pemerintah melalui kemendagri cenderung memilih opsi pilkada langsung oleh rakyat.

Fraksi demokrat mulai memperlihatkan akrobatik politiknya setelah presiden esbeye dalam sedikitnya dua kesempatan dengan cukup tegas menguraikan bahwa pilkada langsung oleh rakyat adalah merupakan yang paling baik .

Seperti kita ketahui ,   kubu yang mendukung pilkada melalui DPRD adalah kubu koalisi merah putih  menguasai suara mayoritas (demokrat,  golkar,  PAN, PPP,  Gerindra  dan PKS)   dan kubu yang mendukung opsi pilkada langsung oleh rakyat adalah minoritas (PDI Perjuangan,  PKB  dan Hanura).

Dengan berpindahnya fraksi  demokrat ke kubu yang mendukung pilkada langsung oleh rakyat,  maka berubahlah peta di DPR.  Dengan kata lain ,  fraksi demokrat adalah fraksi yang menentukan kubu siapa yang kalah atau menang.

Akrobat politik yang dimainkan fraksi demokrat ternyata cukup canggih.  Berpura pura mendukung pilkada langsung oleh rakyat tetapi mengajukan 10 syarat yang tidak dapat ditawar.

Fraksi demokrat tidak perlu berlama lama untuk menentukan sikap,  dengan cepat mereka memutuskan bersikap netral dan menyatakan walk-out dari sidang paripurna dengan alasan syarat yang mereka ajukan tidak mendapat respon dari sidang.  Sinetron yang luar biasa.

Kemudian , sang sutradara dari luar negeri dengan santun dan bijaksana menyatakan kekecewaannya bahwa opsi pilkada langsung oleh rakyat ternyata kalah di sidang paripurna .

Dengan masa jabatan kurang dari satu bulan,  mudah mudahan inilah sinetron terakhir dari presiden esbeye.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun