Mohon tunggu...
Metta Karuna
Metta Karuna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswata

saya sama sekali bukan seorang penulis, hanya ingin menyampaikan apa yang saya pikirkan ke dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

PDI Perjuangan Sulit Menentukan Calon Kepala Daerah?

3 Agustus 2024   17:23 Diperbarui: 3 Agustus 2024   17:24 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah kekalahan Ganjar Pranowo - Mahfud MD pada kontestasi pemilihan presiden 2024 - 2029 , PDI Perjuangan galau menentukan calon kepala daerah , terutama calon gubernur di DKI Jakarta , Jawa Tengah dan Sumatra Utara ; apakah benar demikian?

Kekalahan Ganjar Pranowo- Mahfud MD pada kontestasi pemilihan presiden- wakil presiden 2024 - 2029 , kuat dugaan akibat faktor presiden Joko Widodo yang berpaling dari PDI Perjuangan dan mendukung pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka. Apakah kekalahan tersebut masih membekas dan akan berakibat kekalahan (lagi) bagi pasangan calon PDI Perjuangan di Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Sumatra Utara?

Mengapa harus di DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Sumatra Utara? Karena di Jawa Tengah ada calon Kaesang Pangarep, putra bungsu Joko Widodo yang elektabilitas dan popularitasnya bagus sedangkan tidak ada calon PDI Perjuangan yang bagus di Jawa Tengah.  Di Sumatra Utara ada Bobby Nasution , menantu Joko Widodo yang juga elektabilitas dan popularitasnya bagus. Lalu DKI Jakarta?Walaupun tidak ada "orang" Joko Widodo, tetapi DKI Jakarta sungguh strategis dan seksi untuk dimenangkan. Akan berakibat baik secara psikologis untuk popularitas partai dan terutama untuk kepentingan pemilihan presiden tahun 2029-2034.

Karena tidak ada calon yang cukup vaik untuk menghadapi Bobby Nasution, Kaesang Pangarep dan untuk calon di DKI Jakarta, apakah ini tandanya PDI Perjuangan akan melanjutkan kekalahan lagi ?

PDI Perjuangan tidak mempunyai calon bagus untuk gubernur Sumatra Utara kecuali stok lama , mantan gubernur Rahmahyadi yang agak agak "melawan". Di Jawa Tengah, walaupun umumnya dianggap sebagai kandang banteng , PDI Perjuangan tidak mempunyai calon yang meyakinkan.

Khusus di DKI Jakarta, popularitas stok lama , Basuki Tjahaja Purnama cukup bagus popularitas dan elektabilitasnya, tetapi "rematch" melawan Anies Baswedan kemungkinan besar Basuki Tjahaja Purnama akan kalah apalagi akan menghadapi resiko serangan berbau politik identitas.  Apakah PDI Perjuangan akan mengambil resiko demikian?

Ada satu hal cukup menarik , yaitu, PDI Perjuangan mengusung Basuki Tjahaja Purnama sebagai wakil gubernur dan Anies Baswedan sebagai gubernur.  Apakah Basuki Tjahaja Purnama siap berkorban "makan hati" menjadi mantan seterunya? 

Ada satu keuntungan jika Anies- Basuki Tjahaja Purnama berpasangan. 1. mengurangi serangan berbau politik identitas terhadap Basuki Tjahaja Purnama maupun PDI Perjuangan, 2. Basuki Tjahaja Purnama dapat menyalonkan diri sebagai presiden tahin 2029 - 2034, mengingat Ganjar Pranowo dan Mahfud MD benar benar kartu mature di pemilihan presiden 2024-2029 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun