ILC 12 -02 - 2019 tayang terlambat 1 jam lebih. Kabarnya menunggu kehadiran beberapa narasumber, entah siapa. Tapi  narasumber dari DPR RI hanya dihadiri Nusron Wahid (partai golkar) dan Adian Napitupulu (PDI Perjuangan).Â
Narasumber pertama yang berbicara adalah Profesor Andi Hamzah yang sangat bijaksana dan cerdas memberi gambaran sangat mudah dimengerti oleh orang awam sekalipun.
Dari judulnya dan moment ditayangkannya--musim panas pilpres, bukan hari jadi tvOne--cenderung memojokkan pemerintahan Joko Widodo .Â
Saakan-akan semua kesemrawutan masalah hukum yang dirasakan oleh masyarakat dibebankan dan disalahkan kepada Joko Widodo.
Prof. Andi Hamzah dengan sangat cerdas memaparkan kondisi hukum di indonesia sejak dari masa ke masa. Bahwa kondisi hukum di Indonesia itu sejak awal kemedekaan,  dari masa orde lama  masa orde baru, masa reformasi dengan beberapa presiden,  buruk sekali.  Buruknya itu bukan hanya pada masa sekarang.Â
Ketika tiba pada giliran Adian Napitupulu, anggota DPR RI dari PDI Perjuangan ini terlihat jelas sekali malas dan  kesal sehingga tidak banyak yang disampaikannya;  sungguh berbeda dengan penampilan biasanya.
Tibalah giliran Nusron Wahid dengan pembawaan mata melotot yang hampir teran-terangan menunjukkan ketidaksenangannya dengan tema dan judul. Nusron Wahid membantah bahwa penangkapan terhadap beberapa tokoh paslon 02 sebagai kriminalisasi dan upaya pembungkaman oleh pihak paslon 01 terhadap kubu paslon 02. Â Nusron sempat menunjukkan beberapa nama dari pihak pendukung paslon 01 yang juga menghadapi masalah hukum yang serupa.
Host Karni Ilyas sempat mengingatkan bahwa - "benarkah tajam sebelah? itu dibubuhi tanda tanya".Â
Sinetron maupun film-film India mendapar rating cukup tinggi dan cukup jelas siapa pemirsanya, Â yaitu sebagian besar ibu ibu rumah tangga yang tinggal di rumah, Â orang tua yang mengasuh cucu dan para pembantu rumah tangga yang cukup punya waktu.
Kabarnya, ILC menduduki rating cukup tinggi, Â walaupun tidak jelas siapa saja pemirsanya. Â Mungkin para praktisi hukum, polisi, jaksa, hakim, pengacara, mahasiswa hukum, Â anggota anggota DPR, simpatisan partai dan orang awam.
Entah apa latar belakang sepinya narasumber, sehingga tanda tanya itu boleh juga disematkan kepada ILC sendiri, Â apakah akan bertahan?