Mohon tunggu...
Metta Karuna
Metta Karuna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswata

saya sama sekali bukan seorang penulis, hanya ingin menyampaikan apa yang saya pikirkan ke dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

4 x 6 = 6 x 4 = Bangsa yang Malas

24 September 2014   03:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:45 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada beberapa hal "kecil"  yang membuat heboh dunia maya;  kasus Dinda yang tidak mau mengalah kepada seorang ibu hamil,  kasus pilpres  dan terakhir kasus persoalan kali kalian anak SD kelas 2.

Sudah banyak artikel yang membahas masalah ini.  Sudah banyak pula komentar komentar ,  ada yang mendukung si anak SD ,  lebih banyak lagi yang mengecam si ibu guru yang "hanya"  memberi nilai 20.

4 x 6   berarti ada 6 buah angka 4.  Bisa juga berarti ada 6 ekor ayam bertelor 4 butir.  Sedangkan 6 x 4 berarti ada 4 buah angka 6.  Bisa berarti ada 4 ekor ayam bertelor 6 butir.    Bisa berarti ada 6 anak sekolah yang mendapat angka 4.  Bisa berarti ada 4 anak yang mendapat angka 6 .

Jika hanya masalah kali kalian 4 x 6  =  6 x 4 =  24 , tentu saja sama sekali tidak masalah.  Tetapi jika 4 x 6 berarti anda 4 kali berturut turut mendapat Rp.  6.000.000,- dibanding anda 6 kali berturut turut mendapat Rp. 4.000.000,- ,  mungkin "masalah" ini mulai menjadi "masalah".

Ya,  kalau masalah 4 x 6  dan 6 x 4  dikaitkan dengan produktivitas dan efisiensi , tentu menjadi masalah bagi bangsa Jepang atau Korea Selatan atau Amerika atau bangsa.................

Ada satu pendapat yang mengatakan bahwa soal kali kali bagi seorang anak sekolah dasar  tidak usah dipersulit,  tidak usah diperumit,  toh hasilnya sama saja.   Jadi kenapa harus menjejali kepala seorang anak  SD  dengan logika matematika (baca : hitung hitungan )  yang rumit ,  sederhanakan saja.

Rupanya masalah "menyederhanakan"  masalah sudah menjadi  biasa bahkan kebiasaan.  Kalau ditilang polisi,  sederhanakan saja,  damai di tempat.  Kalau mengurus dokumen,   sederhanakan saja, hubungi seorang kenalan ,  seorang dalam,  urusan gampang beres. Mengapa harus susah susah membuat skripsi,  toh bisa beli!

Jika matematika adalah menyenangkan  ,  berlogika dalam matematika mungkin lebih menyenangkan lagi dan akan membantu anak anak tidak menyederhanakan banyak persoalan.  Mungkin dengan melatih anak anak sejak usia dini dengan tidak menyederhanakan soal soal di sekolah akan membuat generasi muda negeri ini siap bersaing dengan anak anak negara lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun