gemeletuk gigiku pertanda mentari hari ini masih asyik bergumul dengan kabut.
aku dan bayang-bayang berebut siapa yang bangun duluan,
kakiku terantuk, aku mengaduh.
tapi bayangku tidak.
tepat di belakang pintu yang sempat kutendang tadi, ada namamu.
(kubiarkan saja, aku benci kamu)
kuputuskan untuk bangun dan mengejar pagi
gosok seperlunya, tak perlu minyak melati
toh kamu tak ada.
tiba-tiba hapeku berdering.
cinta. ( kutendang saja, aku benci cinta )
tak sampai satu jam
aku siap
tapi hatiku tidak
sebelum keluar,
kalender disebelah menjerit.
Tuhan, aku lupa. ini tanggal 19
selanjutnya, biar Tuhan yang menulisnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H