Mohon tunggu...
Dede Abdullah
Dede Abdullah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

volunteer of university students for social and education alamat : Jln.Brigpol Nasuha no.4 kaum 3 Karawang Barat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Nyata Keluarga yang Terasingkan di Bogor Timur

14 Desember 2012   02:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:42 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Cariu, Bogor Timur tempat dimana sebuah keluarga yang hidup terasingkan dari perkampungan, Keluarga emak Nermi namanya. Emak terpaksa mengucilkan diri dari perkampungan karena ada satu anggota keluarga (Ujang) yang menderita gangguan jiwa.Ujang namanya, anak kedua dari emak Nermi menderita gangguan jiwa ketika beranjak dewasa, tepat 7 hari setelah kematian ayahnya yang juga menderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa yang di derita ujang bersifat destruktif, ujang sering marah, berkelahi dan merusak segala sesuatu yang ada di sekitarnya, itulah mengapa emak memutuskan untuk mengasingkan diri dari masyarakat dan merantai ujang di belakang rumah nya.

Untuk menjajaki rumah mak Nermi, Dari perkampungan kita harus melewati jalan setapak selama kurang lebih 30 menit. Rumah bilik itu dihuni oleh mak Nermi bersama ajab (anak pertama yang bekerja sebagai buruh tani) dan ajat (sang bungsu yang kesehariannya menggembala kambing). Rumah yang di tempati mak Nermi sekeluarga sudah tidak layak di sebut rumah, seluruh bilik yang seharusnya berfungsi sebagai pelindung tidak ada, begitu pula bale bambu dan jendelanya, semua sudah rusak tinggal tiang-tiang dan kerangka rumah saja. Bagian rumah yang bisa di tempati hanya beranda terbuka berukuran 1,5 x3 meter saja. Sebagian di pakai untuk menyimpan perlengkapan dapur, sebagian lagi di pakai untuk menyimpan baju dan tempat tidur. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari si emak harus ke warung di perkampungan penduduk serta ke cimaung untuk mengambil air bersih dengan ember yang jaraknya memang tak dekat. Si emak sendiri mengidap penyakit sesak nafas, kakinya sering kaku seperti membeku dan sering mengalami sakit di kepala yang amat sakit. Dokter yang memeriksa menyebutkan bahwa sakit yang di alami mak Nermi lebih karena beban pikiran yang di tanggung oleh mak nermi. Untuk membantu keluarga mak Nermi, Kampus Peduli Bandung berupaya mengumpulkan segenap bantuan baik relawan maupun donatur, Kampung jangkar tempat keluarga “ujang yang terpasung”tinggal adalah target selanjutnya yang akan kampus peduli garap. Ujang akan di bawa ke RSJ Marzuki Mahdi Bogor, emak dan keluarga akan di buatkan rumah bilik dan warung kecil di perkampungan, sedangkan ajat akan menjalani pemeriksaan psikologi karena sudah menunjukan gejala kelainan jiwa seperti yang sudah di alami ujang. Menurut psikolog penyakit kejiwaan yang di alami ujang sekeluarga menurun secara genetik, dan dipicu faktor lingkungan yang jauh dari interaksi sosial dengan masyarakat lain. Selain bantuan untuk keluarga “Ujang yang Terpasung” kampus peduli juga akan menggelar balai pengobatan gratis untuk 300 warga, santunan untuk 56 jompo, motivasi dan santunan untuk 73 anak yatim, bantuan alqur’an untuk 2 pesantren kampung, penyuluhan kesehatan-pendidikan, pasar rakyat dan panggung hiburan. Semua acara itu akan di adakan pada 22 hingga 23 desember 2012, sebagai kado hari ibu bagi mak Nermi salah satunya. Mari jadikan ini sebagai ladang amal bersama, mari berlomba untuk membantu keluarga ujang yang terpasung untuk mendapatkan kehidupan yang normal seperti manusia kebanyakan. Jika hati Anda tergerak, Anda bisa berpartisipasi langsung pada tanggal 22-23 Desember di TKP. (cp 085716698847 (Dede Abdullah))

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun