Mohon tunggu...
Deirdre Tenawin
Deirdre Tenawin Mohon Tunggu... -

Instagram : @deirdretenawin

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lagi-lagi Kebakaran

28 Agustus 2012   05:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:14 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1346130278790302142

Sumber foto: http://kabarpenjaringan.blogspot.com

Hari-hari ini, media diramaikan oleh berbagai pemberitaan mengenai kebakaran massal yang terjadi di berbagai wilayah, di Jakarta. Data dari Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya menunjukkan adanya kenaikan 61 persen kasus kebakaran selama 16 hari pelaksanaan Operasi Ketupat Jaya, dibanding 16 hari sebelum operasi. Yakni, dari 33 kasus menjadi 53 kasus. Berbagai spekulasi pun bermunculan.

Ada yang bilang bahwa kenaikan angka kasus kebakaran tersebut, masih terkait dengan nuansa persaingan politik para tokoh dibalik PILKADA DKI JAKARTA. Dugaan-dugaan itu pun kini masih dalam proses penyidikan tim gabungan penyidik Polda Metro Jaya dan Mabes Polri. Tapi seberapa pentingkah isu politisasi kebakaran dibandingkan kasus kebakaran itu sendiri? Terlepas dari berbagai dugaan yang muncul, kebakaran yang terjadi jelas menimbulkan kerugian materil maupun imateril bagi para korbannya. Hal ini perlu penanganan yang serius. Kalau kita mau jujur, kebakaran sebenarnya bukanlah masalah yang baru muncul setelah Pilkada bergulir. Masalah kebakaran ini sebenarnya telah menjadi masalah rutin di Jakarta yang tidak pernah mendapat perhatian yang serius. Selalu terulang setiap tahun, setiap bulan dan setiap hari. Tanyakan pada diri kita masing-masing, apakah sebelum pilkada DKI, kita jarang menonton berita tentang kebakaran? Saya kira, hampir setiap hari kita bisa mendapati berita kebakaran di layar televisi kita. Penyebabnya mulai dari konsleting listrik hingga tabung gas yang meledak, dan selalu ada yang meledak. Lalu, kenapa baru sekarang menjadi pusat perhatian? Mengapa tidak ada perhatian yang sangat serius sejak dulu kala terhadap tabung gas hijau yang selalu meledak tersebut? Belum lagi, ketika kebakaran terjadi, pemadaman terkadang sulit untuk dilakukan dikarenakan mobil pemadam kebakaran kesulitan menjangkau lokasi kebakaran. Misalnya ketika kebakaran terjadi di pemukiman padat penduduk yang terletak di gang-gang kecil. Ditambah, akses air yang cukup sulit untuk didapatkan. Sebenarnya, beberapa penelitian pernah dilakukan untuk menjawab tantangan tersebut. Umumnya melalui ajang-ajang lomba inovasi produk. Saya ingat, pernah menonton sebuah ajang lomba semacam itu di  TVRI. Salah satu kelompok peserta yang terdiri atas 3 orang anak muda, membuat pistol yang bisa menembakkan tabung air hingga jarak beberapa puluh meter. Benda ini dikatakan mampu membantu petugas pemadam kebakaran yang kesulitan menjangkau lokasi kebakaran, agar dapat melakukan pemadaman dari jarak jauh. Kemungkinan itu hanya satu dari banyaknya karya lain yang pernah dihasilkan putra-putri bangsa kita yang cerdas dan kreatif. Hanya saja, yang saya herankan, umumnya produk hasil karya mereka tidak pernah ada tindak lanjut atau pengembangan untuk dimanfaatkan secara nyata di lapangan. Inovasi mereka hanya berhenti sampai di kompetisi. Mungkin ada baiknya jika disaat seperti sekarang, pemerintah mulai melibatkan masyarakat, terutama generasi muda untuk ikut menanggulangi masalah kebakaran yang terjadi di Jakarta ini. Setidaknya sumbangsih ide dan penelitian bisa memberikan alternatif solusi bagi permasalahan kebakaran di Jakarta, selain Pawang Geni dan Motor Fire. Lebih baik lagi jika masyarakat dan generasi muda yang proaktif mendonorkan ide-ide kreatif untuk membantu pemerintah menyelesaikan masalah kebakaran di Ibukota ini, daripada sekedar berpangku tangan sambil mengeluh, apalagi sibuk mencurigai berbagai pihak. (Deirdre Tenawin) twitter: @deirdretenawin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun