Terkadang, setelah abang paket pergi muncullah ondel-ondel ngamen dengan lagu yang aduhai, ketika boss bertanya, "suara apa itu?" susah kan menjelaskannya dalam bahasa Jepang. Aku tak tahu apa bahasa Jepangnya Ondel-ondel.Â
Belum lagi jika pada suatu hari ada conference call dengan banyak kolega dan aku harus presentasi. Pernah ketika aku sedang presentasi, muncullah berbagai latar suara seperti, "rotiiii~~rotiiiii" antara harus fokus presentasi dan terpikir, "ah! tukang roti sudah datang, aku harus beli roti tawar untuk sarapan besok," tapi tentu saja tak mungkin kan, akhirnya kurelakan abang roti pergi. Hiks.Â
Karena belum ada peraturan tidak tertulis mengenai WFH "jika sedang rapat dan ada abang paket atau abang jualan datang, maka dahulukanlah mereka" tentu saja hal itu tidak mungkin, bukan?Â
Jika hanya sedang menelepon atau voice call dengan satu kolega, dia masih mengerti dan berkata, "ambil aja dulu paketnya," ah terima kasih kawanku, aku terharu.Â
Kemudian, meeting dengan lagu latar dangdut yang meriah pun pernah karena entah kenapa tiba-tiba tetangga heboh sekali mendengarkan lagunya.Â
Tapi tak apa karena meeting-nya menjadi lebih santai walaupun yang dibahas adalah hal yang serius. Hanya saja, suaraku menjadi tidak terdengar ketika berbicara.Â
Banyak sekali hal-hal baru dan lucu yang terjadi selama WFH dan aku harus mulai beradaptasi untuk perubahan itu.Â
Mungkin dengan menumbuhkan rasa toleransi yang lebih lagi dari biasanya dan memaklumi bahwa jika WFH, tentu kita harus bisa lebih multitasking mengurusi urusan rumah dan kantor.Â
Namun tentu saja aku berharap keadaan akan kembali normal, semoga segera ya.Â
Jakarta, 3 April 2021.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H