Kemarin pagi saya diundang ke acara ulang tahun teman saya. Rencananya kami akan makan-makan di sebuah mall di daerah Jakarta Selatan. Saya pun menyanggupi untuk datang ke acara tersebut. Tak lama kemudian teman saya kembali menelepon. Katanya jangan lupa nanti pakai baju warna pink atau putih karena sekalian merayakan hari kasih sayang alias valentine day. Saya tersenyum membayangkan kalau saya berada diantara mereka, merayakan valentine day ala remaja ibukota. Kemudian saya melihat diri saya sendiri, masih pantaskah saya merayakan itu? Kalau sepuluh atau duabelas tahun lalu mungkin saya masih antusias untuk acara seperti itu, tapi sekarang umur saya sudah kepala tiga. Tapi karena yang berulang tahun adalah teman dekat, akhirnya kemarin sore saya datang ke acara tersebut dengan memakai jeans dan baju warna biru. Beberapa teman menyesalkan kenapa warna baju saya tak seperti yang disarankan. Saya cuma tersenyum, saya bilang ada acara keluarga jadi saya tak bisa lama-lama berkumpul dengan mereka. Setelah mengucapkan selamat pada teman yang berulang tahun, saya langsung pulang. Saya tinggalkan teman-teman yang tengah gembira dengan coklat dan segala tetek-bengek valentine nya.
Tujuan saya sekarang adalah ke Ciganjur ke rumah teman saya yang baru melahirkan anak keduanya. Dari pintu pagar, saya disambut anak pertamanya yang masih TK. Untuk bocah ini saya memberikan beberapa kotak coklat. Setelah mengobrol, saya gendong anak teman saya yang masih bayi tersebut. Saya gendong bayi itu dengan kesungguhan hati. Saya pandangi wajahnya dan saya cium pipinya. Tiba-tiba rasa sedih menyelimuti hati saya. Di usia saya sekarang ini mustinya saat ini saya tengah mencurahkan kasih sayang saya seperti ini. Mencurahkan kasih sayang sepenuh hati pada buah hati saya sendiri, bukan kasih sayang yang ditandai dengan coklat dan pesta tanpa arti.
Selepas magrib saya pamit. Saya berusaha secepat mungkin untuk segera sampai dirumah agar tak tertinggal acara "Mario Teguh" di salah satu stasiun televisi. Episode dengan tema yang cukup menarik bagi saya yaitu "jodoh siapa yang menentukan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H