Mohon tunggu...
Dehya Al fathurizqiyah
Dehya Al fathurizqiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Jakarta

Saya memiliki hobi, yaitu mendengarkan musik. Mendengarkan musik adalah cara bagi saya untuk bersantai, mengekspresikan diri, dan menemukan kesenangan dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Gerakan Perempuan terhadap Ketidaksetaraan Gender dalam Perspektif Global

27 November 2024   12:20 Diperbarui: 27 November 2024   12:20 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: UkhuwahDesain/Rani Dwi Oktafidiya 

Ketidaksetaraan gender merupakan isu global yang mempengaruhi kehidupan perempuan di berbagai aspek, seperti ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan, dan lain-lainnya. Di Indonesia, ketimpangan ini masih sangat nyata, dengan Indeks Ketimpangan Gender (IKG) mencapai 0,40 pada tahun 2020. Hal ini membuktikan bahwa perempuan menghadapi berbagai tantangan yang menghambat dan membatasi partisipasinya dalam pembangunan.

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Indeks Kesenjangan Gender (IKG) Indonesia turun signifikan menjadi 0,447, membuktikan penurunan yang stabil dalam kesetaraan gender, yaitu sekitar 0,02 poin persentase lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya pada tanggal 6 Mei 2024.

Permasalahan Ketidaksetaraan Gender Dalam Perspektif Global

Pentingnya mengangkat isu ketidaksetaraan gender dan menanganinya sebagai masalah yang mendesak karena isu tersebut memengaruhi hak asasi manusia dan prioritas pembangunan. Dr. Nafis Sadik, direktur eksekutif Dana Kependudukan PBB, merilis laporan yang lebih berfokus pada masalah ini dibandingkan pertumbuhan populasi global. Ia berkata: "Masalah populasi tidak akan terpecahkan jika kita tidak mengatasi masalah individu". Jika perempuan memiliki kekuatan, untuk mengambil keputusan mengenai aktivitas seksual mereka dan konsekuensinya, 80 juta kehamilan yang tidak diinginkan, 20 juta aborsi yang tidak aman, dan 500.000 kematian ibu dapat dihindari setiap tahun.

Dalam politik ketidaksetaraan gender dapat menjadi salah satu isu dalam perjuangan global untuk perdamaian yang berkelanjutan dan adil. Kesadaran akan ketidaksetaraan gender yang terus terjadi dalam proses perdamaian di seluruh dunia. Ketimpangan ini mencakup rendahnya jumlah perempuan yang berpartisipasi dalam negosiasi perdamaian dan kurangnya fokus gender dalam perjanjian damai yang disepakati. Pada konteks ini, keterlibatan perempuan dalam proses negosiasi perdamaian mempunyai kedudukan penting dalam mengembangkan solusi yang komprehensif. Resolusi PBB seperti Resolusi 1325 tentang Wanita, Perdamaian, dan Keamanan, telah menekankan pentingnya partisipasi perempuan dalam semua aspek penyelesaian konflik.

Ketidaksetaraan gender di seluruh dunia disebabkan oleh berbagai faktor yang saling terkait. Berikut ialah beberapa faktor utama yang menyebabkan masalah ini:

1. Budaya Patriarki

Budaya patriarki menjadi salah satu penyebab utama ketidaksetaraan gender. Di dalam masyarakat, norma patriarki mendudukan laki-laki pada posisi utama atau dominan, sementara perempuan dianggap lebih rendah dan ternistakan. 

Pemahaman yang terdahulu dan tradisional mengenai peran laki-laki dan perempuan sering kali menghambat kemajuan menuju kesetaraan gender. Hal ini seringkali berujung pada diskriminasi, kekerasan dan pembatasan kebebasan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.

 Sumber gambar: Getty Images/iStockphoto/Daniel de la Hoz 
 Sumber gambar: Getty Images/iStockphoto/Daniel de la Hoz 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun