Mohon tunggu...
Adhan Bisa
Adhan Bisa Mohon Tunggu... -

Orang sederhana yang masih mencari jati diri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi 1 Tahun Kepemimpinan Syamsuddin Hamid SE- Drs. Abd. Rahman Assegaf M.I.Kom

11 Agustus 2011   02:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:54 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona






Estafet kepemimpinan beralih. Pucuk pimpinan yang dijabat HA.Kemal Burhanuddin BSc saat itu kemudian dilanjutkan H.Syamsuddin Hamid SE-Drs. Abd. Rahman Assegaf, terhitung 7 Agustus 2010-2015 mendatang.
Waktupun pun bergulir seakan mengikuti perputaran roda dunia yang setiap saat juga berganti, tak terasa sudah setahun duet pasangan dengan slogan "Sahabat" itu mengukir berbagai karya untuk sekitar 320 ribu jiwa penduduknya. Ternyata menjadi orang nomor satu di pucuk pemerintahan tidak segampang yang dipikirkan publik. Banyak yang perlu diperhatikan mulai dari A-Z. Itulah yang dialami Bupati Pangkep ke 12 ini. Syamsuddin Hamid dengan pengalamannya menjadi pemimpin di Desa Batara selama tiga periode, kemudian dilanjutkan menjadi pucuk pimpinan DPRD Pangkep, menjadikan gaya kepemimpinannya sangat sederhana. Tak banyak protokoler khusus atau aturan tekhnis yang dapat membatasi ruang geraknya bertemu dengan rakyatnya.
Menurut H.Sukri Sawir, ketua kerukunan organisasi masyarakat Pangkep (Kompak), pekan lalu di Pangkajene, menilai, setahun kepemimpinan duet Syamsuddin-Rahman, merupakan tahap penyesuaian dan perencanaan. Hal itu juga dimaklumi Sukri, karena dalam dunia ekonomi tahun pertama adalah era perencanaan untuk menuju yang terbaik ditahun berikutnya. "Saya paham itu, karena saya sebagai pelaku ekonomi juga menerapkan hal seperti itu, jika masuk dalam suatu era yang baru," kata Sukri yang kesehariannya bergelut di sektor swasta.
Makanya, pada tahun pertama, terlihat "Sahabat" masih menyesuaikan perencanaan dan APBD yang ada. Apalagi Syamsuddin menjadi bupati saat menjelang penyusunan APBD Perubahan tahun 2010 alu. Saat itulah terlihat, bupati dan wakilnya tetapt harus menjalankan apa yang telah direncanakan pemimpin sebelumnya yang terbaca dalam APBD 2010.
Selanjutnya, pada tahun 2011 ini, kembali Syamsuddin sudah mulai memasukkan perencanaanya yang dapat mendukung misinya "“Pangkep Sebagai Penghasil Produk Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan Kelautan Terbesar di Indonesia tahun 2015”.
Gubernur Sulsel, HM. Syahrul Yasin Limpo, saat kunjungan kerjanya ke Pangkep, juga berkali-kali mengungkapkan model kesederhanaan kepemimpinan Syamsuddin-Rahman menjadi daya pikat tersendiri bagi masyarakat. "Lebih baik sederhana, tetapi pekerja keras untuk rakyat," ungkap Syahrul di suatu acara resmi di Pangkep beberapa bulan silam. Dukungan kesederhanaan dinilai, sebagai modal untuk memberikan pelayanan terbaik bagi semua kalangan. Apalagi Pangkep, mempunyai wilayah tiga dimensi, pegunungan, dataran rendah dan kepulauan.
Bagaimana komentar Bupati Syamsuddin menilai hasil kerjanya dalam setahun ini? ketika ditemui di kediamannya, usai berbuka puasa, Jumat (5/8), Syamsuddin hanya dapat menceritakan obsesinya kedepan untuk dapat menggeser posisi Pangkep di urutan kelima sebagai daerah Termiskin di Sulsel. "Memang belum banyak kami perlihatkan hasil karya, karena pada tahun pertama ini, kami masih berkonsentrasi pada pembenahan, penyesuaian dan perencanaan," katanya. Pembenahan berbagai administrasi untuk mendukung penerapan regulasi yang berlaku di pemerintahan. Penyesuaian, katanya, diartikan kebutuhan masyarakat dan kemampuan dana pemerintah yang harus bersinergis. Sedangkan perencanaan, sangat dibutuhkan untuk meneruskan berbagai program yang telah ada.
Dalam penerapan pemerintahannya, Bupati Syamsuddin yang didampingi Drs. Abd. Rahman Assegaf, MI.Kom, tetap meneruskan program Gratis yang telah diterapkan pemimpin sebelumnya. Program Gratis itu diantaranya, gratis pendidikan dan  gratis kesehatan, serta beberapa program gratis lainnya. Hanya ada satu program gratis yang tidak dapat diterapkannya, yakni Gratis PBB. Bupati Syamsuddin dan Wabup Rahman, meminta pengertian warganya tentang Gratis PBB yang tidak dapat diterapkannya  karena dinilainya melanggar regulasi yang ada. "Jika itu diterapkan, maka akan menjadi temuan oleh Tim BPK," ujar Bupati Syamsuddin di salah satu mesjid di kecamatan Mandalle dalam safari Ramadhannya.
Selanjutnya dalam setahun ini, Syamsuddin menjelaskan tentang perhatian Pemkab Pangkep terhadap sektor pertanian. Dalam setahun, sebanyak 150 hand tractor sudah disebar merata di berbagai kecamatan daratan dan pegunungan. Belum lagi, bibit dan sarana produksi pertanian (saprotan) lainnya. Hasil Karya lainnya:
- Pembenahan kawasan pemukiman di Japing-Japing yang selama ini mengeluhkan sebagai daerah langganan banjir
- Pembenahan pedagang kaki lima khusus penjualan ikan yang ada di kampung Japing-Japing kecamatan Minasa Tene, karena selama ini terlihat kumuh. Kios-kiosnya diganti dan diseragamkan
- Pembenahan Warung PKK di kawasan wisata Mattampa, yang kemudian dijadikan tempat sentra industri kecil serta kawasan wisata agro
- Pembuatan pemukiman baru atau relokasi bagi 33 KK warga korban banjir bandang di Senggerang kecamatan Balocci.
Dalam setahun ini pun, Pangkep juga telah meraih berbagai penghargaan tingkat nasional, misalnya piala adipura ke lima, piala adhiwiyata untuk sekolah yang berwawasan lingkungan, serta juara Kecamatan Sayang Ibu tingkat nasional.
Satu hal yang ditekankan Syamsuddin, bahwa untuk kedepannya, pihaknya masih terus mengharapkan masukan dan kritikan dari berbagai elemen masyarakat untuk dapat menjadikan Pangkep lebih baik lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun