Mohon tunggu...
Deni Hamkamijaya
Deni Hamkamijaya Mohon Tunggu... wiraswasta -

penggemar cerpen, novel, juga puisi. kadang suka nulis, kadang suka protes , ingin menjadi orang sabar , sungguh tak mudah.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Bergeraklah maka Penyakit Takut Ketinggian Menyingkir

29 Desember 2014   03:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:16 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan berolahraga banyak hal yang bisa kita dapatkan, kesehatan dan kebugaran misalnya.  Dan ini sungguh dirasakan oleh saya. Betapa tidak, ketika saya memaksakan diri untuk berolah raga jalan kaki, menyusuri jalan setapak dengan kontut  naik-turun. Jarak tempuh sekira 5 kilometer dengan waktu tempuh sekira satu jam setengah. Maka badan terasa ringan, sakit kepala yang biasanya datang. Nyaris menghilang.

Namun yang membuat hati saya riang alang kepalang. Perasaan takut ketinggian, yang senantiasa menjadi momok ketika saya bepergian ke tempat yang tinggi. Misalnya menapaki jembatan penyebrangan saja, lutut biasanya gemetaran ; ngeri deh ....

Ketika suatu saat mesti menapaki jembatan penyebrangan, sewaktu jarang bahkan tidak pernah melakukan aktivitas olah raga jalan kaki. Itu adalah saat-saat yang menegangkan, suatu hal yang senantiasa dihindari. Namun apaboleh buat, sewaktu-waktu, dengan terpaksa aktivitas itu harus dilakukan ; menapaki jembatan penyebrangan jalan yang panjangnya  sekian meter. Itulah saat-saat yang sungguh menegangkan. Waktu tempuh yang biasanya, paling lama sekitar lima menit atau sepulu menit, tergantung jaraknya.  Terasa berjam-jam. Pokoknya tersiksa deh !

Namun setelah rajin, lebih tepatnya memaksakan diri  untuk berolah raga jalan setiap hari. Perasaan takut ketinggian, paling tidak ketika menapaki atau berjalan di jembatan penyebrangan mendadak hilang. Lutut yang biasanya gemetar saat melangkahkan kaki, tetap melangkah dengan gagah. Tidak ada perasaan cemas atau gugup.  Tenang saja.

Istri dan anak-anak pada heran.

" Pa ngga takut , "  kata Nouval, anak keduaku.

" Tidak perlu dipegang ..., " tanya Ikal anak bungsuli dengan mimik khawatir.

Saya tersenyum sambil mengangkat tangan tinggi-tinggi.

Ya, dengan senantiasa aktif bergerak, berolah raga jalan kaki setiap hari. Penyakit takut ketinggian,  rasa  cemas yang senantiasa  hingap ketika memasuki gedung-gedung bertingkat tinggi, melintasi jembatan penyebrangan yang biasanya diberi label  sebagai penyakit takut  ketinggian perlahan menyusut.  Tak  ada lagi kecemasan, rasa gugup yang biasa muncul.

Maka bergeraklah !  Berolah ragalah , jangan menurutkan kata hati yang membuat kita  " berlemak ! "

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun